Mengkonfigurasi HTML/JavaScript

Jumat, 06 Agustus 2010

Keberadaan TV Digital di Indonesia

Keberadaan TV Digital di Indonesia

Hampir semua stasiun TV penyiaran baik TVRI maupun TV swasta nasional telah memanfaatkan sistem teknologi penyiaran dengan teknologi digital khususnya pada sistem perangkat studio untuk memproduksi program, melakukan penyuntingan, perekaman dan penyimpanan data. Pengiriman sinyal gambar, suara dan data telah menggunakan sistem transmisi digital dengan menggunakan pemancar. Sistem transmisi digital melalui pemancar ini menggunakan standar yang disebut DVB-T (Digital Video Broadcasting Terestrial).

[sunting] Uji Coba TV Digital

Dari hasil uji coba siaran digital TV, teknologi DVB-T mampu memultipleks beberapa program sekaligus. Enam program siaran dapat dimasukkan sekaligus ke dalam satu kanal TV berlebar pita 8 MHz, dengan kualitas cukup baik. Di samping itu, penambahan varian DVB-H (handheld) mampu menyediakan tambahan sampai enam program siaran lagi, khususnya untuk penerimaan bergerak (mobile). Hal ini sangat memungkinkan bagi penambahan siaran-siaran TV baru.

Sistem penyiaran TV Digital adalah penggunaan apliksi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90 an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital ini umumnya dilakukan siaran TV secara Simulcast atau siaran bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba sistem tersebut sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV Digital yang paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.

[sunting] Frekuensi TV Digital

Secara teknik pita spectrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF (Ultra High Frequency). Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.

Selain ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital perlu ditunjang oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama atau SFN (single frequency network) sehingga daerah cakupan dapat diperluas. Produksi peralatan pengolah gambar yang baru (cable, satellite, VCR, DVD players, camcorders, video games consoles) adalah dengan menggunakan format digital. Untuk itu supaya pesawat analog masih dapat dipakai diperlukan inverter (set top box) yang dapat merubah signal digital ke analog sehingga dapat dilihat dengan menggunakan TV receiver biasa

[sunting] Kelebihan Frekuensi TV Digital

Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Ada satu penyelenggara televisi digital meminta spektrum dalam jumlah yang cukup besar artinya tidak cukup hanya 1 (satu) kanal carrier melainkan lebih. Hal ini disebabkan dalam penyelenggaraannya nanti penyelenggara hanya akan berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan yaitu untuk mentransfer program dari stasiun-stasiun televisi lain yang ada di dunia menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini.

Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi, misalkan penyelenggara televisi digital hanya berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital, sedangkan programnya dapat diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program televisi digital (operator lain). Dari aspek regulasi akan terdapat izin penyelenggara jaringan dan izin penyelenggara jasa sehingga dapat menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang penyelenggaraan televisi digital. Dengan demikian akan dapat dihindari adanya monopoli penyelenggaraan televisi digital di Indonesia.

[sunting] Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital Terestrial

Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap wilayah(area) penyiaran. Oleh karena itu, karakteristik sistem penyiaran TV Digital akan sama apabila berada di radius yang sama.

[sunting] Kualitas Penyiaran TV Digital

Kualitas gambar dan warna yang dihasilkan jauh lebih bagus daripada televisi analog. Desain dan implementasi sistem siaran TV digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. Terdapat dua aspek yang berbeda dan memerlukan kompromi dalam hal ini. Pada satu sisi, teknologi TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi sangat tinggi, tetapi pada sisi lain memerlukan tersedianya kanal dengan laju sangat tinggi, mencapai belasan Mbps. Di sisi lain, sistem TV digital juga diharapkan mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.

[sunting] Manfaat Penyiaran TV Digital

  • Pemirsa juga dapat memilih sendiri kapan akan menonton, remote tidak lagi untuk memilih saluran tapi juga untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif). Televisi yang menjadi siaran interaktif akan lebih memudahkan pemirsanya untuk mencari-cari program yang dia sukai. Tidak ada lagi prime-time karena saat itu pemirsa dapat mencari program lain yang dibutuhkan.
  • Penerimaan mobile, efisiensi kanal frekuensi, dan potensi jasa tambahan seperti TV-Interaktif dan layanan data-casting.
  • Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan multimedia lainnya serta integrasi dengan layanan interaktif seperti Video on Demand (VoD), Pay Per View (PPV), bahkan layanan komunikasi dua arah seperti teleconference

[sunting] Keunggulan TV Digital

  • Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap noise dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima dengan kode koreksi error (error correction code). Sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah (less power).
  • Pada transmisi digital menggunakan less bandwidth (high efficiency bandwidth) karena interference digital channel lebih rendah, sehingga beberapa channel bisa dikemas atau "dipadatkan" dan dihemat. Hal ini menjadi sangat mungkin karena broadcasting TV Digital menggunakan sistem OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) yang tangguh dalam mengatasi efek lintas jamak (multipath fading). Kemudian keuntungan lainnya adalah bahwa sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah (less power).
  • Migrasi dari era analog menuju era digital memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak. Tidak ada lagi antrian ataupun penolakan izin terhadap rencana pendirian televisi nasional maupun lokal karena keterbatasan frekuensi. Televisi digital pun dapat digunakan layaknya browser internet, sehingga sangat integratif fungsinya.
  • Penyiaran TV Digital Terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV Fixed dan penerimaan TV Bergerak. Kebutuhan daya pancar tv digital juga lebih kecil dan ketahanan terhadap interferensi dan kondisi lintasan radio yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi jika penerima TV berada di atas mobil yang berjalan cepat), serta penggunaan bandwidth yang lebih efisien.

[sunting] Transisi ke TV Digital

Pesawat TV analog tidak akan bisa menerima sinyal digital, maka diperlukan pesawat TV digital yang baru agar TV dapat menggunakan alat tambahan baru yang berfungsi merubah sinyal digital menjadi analog. Perangkat tambahan tersebut disebut dengan decoder atau set top box (STB). Proses perpindahan dari teknologi analog ke teknologi digital akan membutuhkan sejumlah penggantian perangkat baik dari sisi pemancar TV-nya ataupun dari sisi penerima siaran.

[sunting] Awal Transisi ke TV Digital

Pada saat pemerintah memulai siaran digital yang berbasis terrestrial perlu dilakukan proses transisi migrasi dengan meminimalkan risiko kerugian khusus yang dihadapi baik oleh operator TV (Broadcasters) maupun masyarakat. Resiko kerugian khusus yang dimaksud adalah informasi program ataupun perangkat tambahan yang harus dipasang. Bila perubahan diputuskan untuk dilakukan maka perlu dilaksanakan melalui masa ‘Simulcast’, yaitu masa dimana sebelum masyarakat mampu membeli pesawat penerima digital dan pesawat penerima analog yang dimilikinya harus tetap dapat dipakai menerima siaran analog dari pemancar TV yang menyiarkan siaran TV Digital.

[sunting] Alasan Transisi TV Digital

Masa transisi diperlukan untuk melindungi puluhan juta pemirsa (masyarakat) yang telah memiliki pesawat penerima TV analog untuk dapat secara perlahan-lahan beralih ke teknologi TV digital dengan tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini. Selain juga melindungi industri dan investasi operator TV analog yang telah ada, dengan memberi kesempatan prioritas bagi operator TV eksisting.

Keuntungan memberikan prioritas kepada operator TV eksisting adalah mereka dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun, seperti studio, tower, bangunan, SDM dan lain sebagainya. Selain itu karena infrastruktur TV digital terrestrial relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan infrastruktur TV analog, maka efisiensi dan penggunaan kembali fasilitas dan infrastruktur yang telah dibangun menjadi sangat penting.

[sunting] Akibat Transisi ke TV Digital

Untuk membuka kesempatan bagi pendatang baru di dunia TV siaran digital ini, maka dapat ditempuh pola Kerja Sama Operasi antar penyelenggara TV eksisting dengan calon penyelenggara TV digital. Sehingga di kemudian hari penyelenggara TV digital dapat dibagi menjadi "network provider" dan "program / content provider".

Jika kanal TV digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV digital di kemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.

[sunting] Model Bisnis Penyiaran TV Digital Kedepan

Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital juga mengalami perubahan yang sangat berarti baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi akan terjadi efisiensi penggunaan kanal yang sangat berarti. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya akan bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus. Sepuluh program siaran TV-swasta Nasional saat ini yang menduduki juga 10 kanal di UHF (Ultra High Frequency) hanya menduduki 2 atau 3 kanal saja.

Di sisi lain pendudukan kanal-kanal saat ini untuk sistem tranmisi analog juga tidak hemat karena antara kanal yang berdekatan harus ada 1 kanal kosong sebagai kanal perantara. Kanal perantara ini tidak ada disistem digital dan kanal frekuensi di sistem digital bisa dimanfaatkan secara berurutan. Bentuk jasa pelayanan sistem penyiaran digital secara blok jaringan juga akan terpisah-pisah yaitu mulai dari penyedia program (content creators) kemudian akan dikirim ke content agregators yang berfungsi sebagai pendistribusi program yang kemudian program itu diubah dalam bentuk format MPEG2 atau MPEG4. Lalu dikirim ke ‘MPEG2 multiplexer providers’ dan kemudian disalurkan ke berbagai pemirsa melalui jaringan pemancar TV Digital oleh ‘transport providers’.

Masing-masing bentuk jasa pelayanan di atas bisa membentuk badan usaha yang disesuaikan dengan kompetensi jasa pelayanan tersebut. Bentuk jasa pelayanan dalam model bisnis Penyiaran TV Digital dapat digambarkan pada Gambar 1.

Dengan pemisahan ini maka masing-masing bisa lebih terkonsentrasi pada bidang bisnisnya sendiri sehingga masyarakat pemirsa TV akan memperoleh kualitas pelayanan yang lebih beragam dan tentunya lebih baik. Pada sistem penyiaran TV Digital dimungkinkan munculnya jasa-jasa layanan baru seperti informasi-informasi laporan lalu lintas, ramalan cuaca, berita, olahraga, pendidikan, bursa saham, kesehatan dan informasi-informasi layanan masyarakat lainnya. Para penyedia content hanya terkonsentrasi pada isi program saja dan tidak perlu mengurus penyiapan infrastruktur jaringan dan pengoperasiannya. Penyedia content hanya membayar sewa jaringan transmisi saja atau bisa dijual kepada content distributor

TV DIGITAL

TELEVISI DIGITAL DI INDONESIA

Keberadaan TV Digital di Indonesia

Hampir semua stasiun TV penyiaran baik TVRI maupun TV swasta nasional telah memanfaatkan sistem teknologi penyiaran dengan teknologi digital khususnya pada sistem perangkat studio untuk memproduksi program, melakukan penyuntingan, perekaman dan penyimpanan data. Pengiriman sinyal gambar, suara dan data telah menggunakan sistem transmisi digital dengan menggunakan pemancar. Sistem transmisi digital melalui pemancar ini menggunakan standar yang disebut DVB-T (Digital Video Broadcasting Terestrial).

Uji Coba TV Digital

Dari hasil uji coba siaran digital TV, teknologi DVB-T mampu memultipleks beberapa program sekaligus. Enam program siaran dapat dimasukkan sekaligus ke dalam satu kanal TV berlebar pita 8 MHz, dengan kualitas cukup baik. Di samping itu, penambahan varian DVB-H (handheld) mampu menyediakan tambahan sampai enam program siaran lagi, khususnya untuk penerimaan bergerak (mobile). Hal ini sangat memungkinkan bagi penambahan siaran-siaran TV baru.

Sistem penyiaran TV Digital adalah penggunaan apliksi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90 an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital ini umumnya dilakukan siaran TV secara Simulcast atau siaran bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba sistem tersebut sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV Digital yang paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.

Frekuensi TV Digital

Secara teknik pita spectrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF (Ultra High Frequency). Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.

Selain ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital perlu ditunjang oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama atau SFN (single frequency network) sehingga daerah cakupan dapat diperluas. Produksi peralatan pengolah gambar yang baru (cable, satellite, VCR, DVD players, camcorders, video games consoles) adalah dengan menggunakan format digital. Untuk itu supaya pesawat analog masih dapat dipakai diperlukan inverter (set top box) yang dapat merubah signal digital ke analog sehingga dapat dilihat dengan menggunakan TV receiver biasa

Kelebihan Frekuensi TV Digital

Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Ada satu penyelenggara televisi digital meminta spektrum dalam jumlah yang cukup besar artinya tidak cukup hanya 1 (satu) kanal carrier melainkan lebih. Hal ini disebabkan dalam penyelenggaraannya nanti penyelenggara hanya akan berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan yaitu untuk mentransfer program dari stasiun-stasiun televisi lain yang ada di dunia menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini.

Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi, misalkan penyelenggara televisi digital hanya berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital, sedangkan programnya dapat diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program televisi digital (operator lain). Dari aspek regulasi akan terdapat izin penyelenggara jaringan dan izin penyelenggara jasa sehingga dapat menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang penyelenggaraan televisi digital. Dengan demikian akan dapat dihindari adanya monopoli penyelenggaraan televisi digital di Indonesia.

Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital Terestrial

Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap wilayah(area) penyiaran. Oleh karena itu, karakteristik sistem penyiaran TV Digital akan sama apabila berada di radius yang sama.

Kualitas Penyiaran TV Digital

Kualitas gambar dan warna yang dihasilkan jauh lebih bagus daripada televisi analog. Desain dan implementasi sistem siaran TV digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. Terdapat dua aspek yang berbeda dan memerlukan kompromi dalam hal ini. Pada satu sisi, teknologi TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi sangat tinggi, tetapi pada sisi lain memerlukan tersedianya kanal dengan laju sangat tinggi, mencapai belasan Mbps. Di sisi lain, sistem TV digital juga diharapkan mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.

Manfaat Penyiaran TV Digital

  • Pemirsa juga dapat memilih sendiri kapan akan menonton, remote tidak lagi untuk memilih saluran tapi juga untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif). Televisi yang menjadi siaran interaktif akan lebih memudahkan pemirsanya untuk mencari-cari program yang dia sukai. Tidak ada lagi prime-time karena saat itu pemirsa dapat mencari program lain yang dibutuhkan.
  • Penerimaan mobile, efisiensi kanal frekuensi, dan potensi jasa tambahan seperti TV-Interaktif dan layanan data-casting.
  • Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan multimedia lainnya serta integrasi dengan layanan interaktif seperti Video on Demand (VoD), Pay Per View (PPV), bahkan layanan komunikasi dua arah seperti teleconference

Keunggulan TV Digital

  • Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap noise dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima dengan kode koreksi error (error correction code). Sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah (less power).
  • Pada transmisi digital menggunakan less bandwidth (high efficiency bandwidth) karena interference digital channel lebih rendah, sehingga beberapa channel bisa dikemas atau "dipadatkan" dan dihemat. Hal ini menjadi sangat mungkin karena broadcasting TV Digital menggunakan sistem OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) yang tangguh dalam mengatasi efek lintas jamak (multipath fading). Kemudian keuntungan lainnya adalah bahwa sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah (less power).
  • Migrasi dari era analog menuju era digital memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak. Tidak ada lagi antrian ataupun penolakan izin terhadap rencana pendirian televisi nasional maupun lokal karena keterbatasan frekuensi. Televisi digital pun dapat digunakan layaknya browser internet, sehingga sangat integratif fungsinya.
  • Penyiaran TV Digital Terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV Fixed dan penerimaan TV Bergerak. Kebutuhan daya pancar tv digital juga lebih kecil dan ketahanan terhadap interferensi dan kondisi lintasan radio yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi jika penerima TV berada di atas mobil yang berjalan cepat), serta penggunaan bandwidth yang lebih efisien.

Transisi ke TV Digital

Pesawat TV analog tidak akan bisa menerima sinyal digital, maka diperlukan pesawat TV digital yang baru agar TV dapat menggunakan alat tambahan baru yang berfungsi merubah sinyal digital menjadi analog. Perangkat tambahan tersebut disebut dengan decoder atau set top box (STB). Proses perpindahan dari teknologi analog ke teknologi digital akan membutuhkan sejumlah penggantian perangkat baik dari sisi pemancar TV-nya ataupun dari sisi penerima siaran.

Awal Transisi ke TV Digital

Pada saat pemerintah memulai siaran digital yang berbasis terrestrial perlu dilakukan proses transisi migrasi dengan meminimalkan risiko kerugian khusus yang dihadapi baik oleh operator TV (Broadcasters) maupun masyarakat. Resiko kerugian khusus yang dimaksud adalah informasi program ataupun perangkat tambahan yang harus dipasang. Bila perubahan diputuskan untuk dilakukan maka perlu dilaksanakan melalui masa ‘Simulcast’, yaitu masa dimana sebelum masyarakat mampu membeli pesawat penerima digital dan pesawat penerima analog yang dimilikinya harus tetap dapat dipakai menerima siaran analog dari pemancar TV yang menyiarkan siaran TV Digital.

Alasan Transisi TV Digital

Masa transisi diperlukan untuk melindungi puluhan juta pemirsa (masyarakat) yang telah memiliki pesawat penerima TV analog untuk dapat secara perlahan-lahan beralih ke teknologi TV digital dengan tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini. Selain juga melindungi industri dan investasi operator TV analog yang telah ada, dengan memberi kesempatan prioritas bagi operator TV eksisting.

Keuntungan memberikan prioritas kepada operator TV eksisting adalah mereka dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun, seperti studio, tower, bangunan, SDM dan lain sebagainya. Selain itu karena infrastruktur TV digital terrestrial relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan infrastruktur TV analog, maka efisiensi dan penggunaan kembali fasilitas dan infrastruktur yang telah dibangun menjadi sangat penting.

Akibat Transisi ke TV Digital

Untuk membuka kesempatan bagi pendatang baru di dunia TV siaran digital ini, maka dapat ditempuh pola Kerja Sama Operasi antar penyelenggara TV eksisting dengan calon penyelenggara TV digital. Sehingga di kemudian hari penyelenggara TV digital dapat dibagi menjadi "network provider" dan "program / content provider".

Jika kanal TV digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV digital di kemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.

Model Bisnis Penyiaran TV Digital Kedepan

Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital juga mengalami perubahan yang sangat berarti baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi akan terjadi efisiensi penggunaan kanal yang sangat berarti. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya akan bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus. Sepuluh program siaran TV-swasta Nasional saat ini yang menduduki juga 10 kanal di UHF (Ultra High Frequency) hanya menduduki 2 atau 3 kanal saja.

Disisi lain pendudukan kanal-kanal saat ini untuk sistem tranmisi analog juga tidak hemat karena antara kanal yang berdekatan harus ada 1 kanal kosong sebagai kanal perantara. Kanal perantara ini tidak ada disistem digital dan kanal frekuensi di sistem digital bisa dimanfaatkan secara berurutan. Bentuk jasa pelayanan sistem penyiaran digital secara blok jaringan juga akan terpisah-pisah yaitu mulai dari penyedia program (content creators) kemudian akan dikirim ke content agregators yang berfungsi sebagai pendistribusi program yang kemudian program itu diubah dalam bentuk format MPEG2 atau MPEG4. Lalu dikirim ke ‘MPEG2 multiplexer providers’ dan kemudian disalurkan ke berbagai pemirsa melalui jaringan pemancar TV Digital oleh ‘transport providers’.

Masing-masing bentuk jasa pelayanan di atas bisa membentuk badan usaha yang disesuaikan dengan kompetensi jasa pelayanan tersebut. Bentuk jasa pelayanan dalam model bisnis Penyiaran TV Digital dapat digambarkan pada Gambar 1.

Dengan pemisahan ini maka masing-masing bisa lebih terkonsentrasi pada bidang bisnisnya sendiri sehingga masyarakat pemirsa TV akan memperoleh kualitas pelayanan yang lebih beragam dan tentunya lebih baik. Pada sistem penyiaran TV Digital dimungkinkan munculnya jasa-jasa layanan baru seperti informasi-informasi laporan lalu lintas, ramalan cuaca, berita, olahraga, pendidikan, bursa saham, kesehatan dan informasi-informasi layanan masyarakat lainnya. Para penyedia content hanya terkonsentrasi pada isi program saja dan tidak perlu mengurus penyiapan infrastruktur jaringan dan pengoperasiannya. Penyedia content hanya membayar sewa jaringan transmisi saja atau bisa dijual kepada content distributor

Kamis, 05 Agustus 2010

pemancar TV

A. Kualitas Penerimaan Siaran Televisi

Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempatdipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputiantara lain :

Daya pancarGain dan sistem antena pemancarJarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaanFrequency saluran yang digunakanGain dan antena sistem dari pesawat penerimaProfile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerimaKetinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerimaApabila dinyatakan dalam rumus, dapat kita lihat dengan jelasparameter-parameter yang berpengaruh pada penerimaan signal siarantelevisi :

Pfs(db) = Po(db) + Gant Tx(db) – Apl(db) + Gant Rx(db)

Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB

Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB

Gant Tx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB

Apl(db) : Anttenuasi Path Loss dalam satuan dB

Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB

B. Daya Pancar

Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akanmempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempattertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakintinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siarantelevisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidakhanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.

C. Gain Antena

Besarnya Gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antenaserta frequency yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkindigunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan menimbulkanVSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat saja untukmenerima signal UHF dan sebaliknya, namun Gain antenanya akan sangatmengecil dari yang seharusnya.

D. Path Loss (redaman Ruang)

Path Loss dapat diartikan sebagai redaman propagasi, yaitu besarnyadaya yang hilang dalam menempuh jarak tertentu. Besarnya redamandisamping ditentukan oleh kondisi alam seperti tidak adanya halanganantara pemancar dengan penerima dan kondisi altitude dari masing-masinglokasi maupun antara kedua lokasi, redaman sangat dipengaruhi olehjarak antara pemancar dengan penerima dan frekwensi yang digunakan. Dengan tanpa memperhitungkan kondisi alam dan lokasi dimana pemancardan penerima berada, besarnya Path Loss dapat dihitung denganmenggunakan rumus “Free Space Loss” sebagai berikut :

A pl(db) = +32,5(db) +(20 log D (km))(db) + (20 log F (Mhz))(db)

E. Kebutuhan Daya Pancar

Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran padajarak tertentu dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekwensi,ketinggian antena pemancar dan antena penerima serta profile antaralokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta besarnya level kuat medanyang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima. Besarnya levelkuat medan penerimaan siaran televisi untuk frekwensi band tertentu,CCIR/ ITU-R memberikan rekomendasi yang dapat digunakan sebagaireferensi, namun demikina di setiap negara dapat saja memilikikebijaksanaan tersendiri tentang kualitas penerimaan siaran televisiyang dikaitkan dengan persyaratan kuat medan minimum. Sampai saat inidi Indonesia belum ada kebijaksanaan khusus mengenai persyaratanminimum kuat medan pancaran siaran televisi yang harus dipenuhi untuksuatu penerimaan siaran televisi yang dianggap baik. Sementara itu,untuk kebutuhan perencanaan pengembangan perluasan jangkauan digunakanrekomendasi CCIR/ ITU-R sebagai acuan. Dibawah ini sebagai contohdisampaikan daftar kuat medan minimum menurut rekomendasi CCIR dandaftar kuat medan minimum yang digunakan oleh negara Australia.

Untuk menganalisa perbedaan kebutuhan daya pancar antara pemancarVHF dengan UHF dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan propagasigelombang pada “free space” ataupun menggunakan chart/ grafik propagasiyang disusun oleh CCIR serta dengan memegang variabel-variabel tertentudalam kondisi yang sama. Pada kesempatan ini marilah kita lakukanperhitungan dengan menggunakan rumus propagasi gelombang pada “freespace” dengan variabel-variabel yang dipegang tetap yaitu sebagaiberikut :

Jarak pemancar dengan penerima = 20 KmAntara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle dan ketinggian antena pemancar dan penerima tidak diperhitungkanFrekwensi VHF = 200Mhz dan UHF = 500MhzPfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -30dBm/Z = 50OhmPfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm Gant = Gain antena = 10dBPo = power output pemancarPo(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)

Dengan data sebagaimanatersebut diatas, dapat dihitung kebutuhan power output VHF yang dapatmenjangkau sasaran sejauh 20Km adalah sebagai berikut :

Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)

Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log200

Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 26db + 46db

Po(db) = 62,5 dbm = 2,5dbk = 1,8KW

Sedangkan untuk pemancar UHF diperlukan power output sebesar :

Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)

Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log500

Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 26db + 54db

Po(db) = 75,5 dbm = 15,5dbk = 35KW

Apabila dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik rumuspropagasi gelombang pada “free space” dengan variable-variable yangdipegang tetap yaitu sebagai berikut :

Jarak pemancar dengan penerima = 20KmAntara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacleKetinggian antena pemancar = 150meter, dan ketinggian antene penerima penerima = 10meterPfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -32dBm/Z = 50OhmPfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm Gant = Gain antena = 10dBPo = Power output pemancarDengan data sebagaimana tersebut diatas dan dengan menggunakanstandard CCIR, besarnya daya pancar dapat dihitung sebagai berikut :

1. Perhitungan Daya Pancar Pemancar VHF,

Dengan menggunakan grafik pada gambar 1, dapat dijelsakanbahwa dengan 1 Kw atau 0dbk ERP pada jarak 20Km dengan ketinggianantena pemancar 150 meter dapat diperoleh field strength sebesar63dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkanfield strength sebesar 75dbuV/m pada jarak 20Km diperlukan ERP sebesar12dBk dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, poweroutput pemancar VHF yang diperlukan sebesar 2dBk atau 1,58KW

2. Perhitungan Daya Pancar Pemancar UHF,

Dengan menggunakan grafik pada gambar 2, dapat dijelaskanbahwa dengan 1 KW atau 0dbk ERP pada jarak 20Km denagn ketinggianantena pemancar 150 meter dapat diperoleh Field Strength sebesar61dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkanfield strength sebesar 19dbk, dan dengan menggunakan antena pemancardengan Gain 10dB, power output pemancar UHF yang diperlukan adalahsebesar 9dbk atau 8KW Dari uraian tersebut diatas dapat disampaikanbahwa untuk mendapatkan kualitas penerimaan gambar dan suara yang baikpada jarak yang sama diperlukan daya pancar yang lebih tinggi apabilamenggunakan pemancar UHF dari pada apabila menggunakan pemancar VHF.

F. Biaya Investasi

Penggunaan pemancar UHF untuk menjangkau daerah sasaran yang samajauhnya, diperlukan biaya investasi yang jauh lebih besar daripadamenggunakan pemancar VHF. Hal ini sangat wajar karena untuk menjangkausasaran tertentu pemancar UHF memerlukan daya yang 3 s/d 5 kali lebihbesar daripada daya pemancar VHF. G. KualitasKualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitashasil pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhipersyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan. Perbedaan yangmungkin terjadi tudak akan dapat dilihat oleh mata dan didengar olehtelinga, tetapi hanya dapat diketahui dengan mengunakan alat ukur.Tidak adanya perbedaan kualitas penerimaan gambar dan suara daripemancar televisi VHF dan UHF ini barangkali dapat ditanyakan kepadayang sempat melihat siaran televisi Singapore, Malaysia, Jepang ataupunJerman, dimana perbedaan kualitas penerimaan siaran televisi VHF danUHF tidak dapat di indentifikasi.

PENGGUNAAN PEMANCAR VHF OLEH TVRI

Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturanpenggunaan frekwensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi padapita frekwensi VHF dan UHF. Sesuai dengan sistem pertelevisian yangdianaut oleh indonesia yaitu CCIR B dan G maka penggunaan frekwensitersebut telah diatur sebagai berikut :

VHF band I : saluran 2 dan 3

VHF band III : saluran 4 s/d 11

VHF band IV : saluran 21 s/d 37

VHF band V : saluran 38 s/d 70

Sejarah pertelevisian di Indonesia diawali pada tahun 1962 oleh TVRIdi Jakarta dengan menggunakan pemancar televisi VHF. Pembangunanpemancar TVRI berjalan dengan cepat terutama setelah diluncurkannyasatelite palapa pada tahun 1975. Pada tahun 1987, yaitu lahirnyastasiun penyiaran televisi swasta pertama di Indonesia, stasiunpemancar TVRI telah mencapai jumlah kurang lebih 200 stasiun pemancaryang keseluruhannya menggunakan frekwensi VHF, dan pemancar TV swastapertama tersebut diberikan alokasi frekwensi pada pita UHF.Kebijaksanaan penggunaan pita frekwensi VHF untuk TVRI dan UHF untukswasta pada saat itu dilakukan dengan beberapa pertimbangan yangmenguntungkan negara sebagai berikut :

Jumlah saluran TV pada pita VHF yang jumlahnua hanya 10 saluranhampir seluruhnya telah digunakan untuk 200 stasiun pemancar terutamadi pulau Jawa, maka pemancar TV swasta yang pertama dan berlokasi diJakarata dialokasikan pada pita frekwensi UHF.Pemancar VHF lebih ekonomis dan tidak berbeda kualitasnya denganpemancar TV UHF sangat cocok unruk stasiun penyiaran pemerintah yangterbatas dana pembangunannya.Kesinambungan pemeliharaan dan penggantian pemancar TVRI yang 70%adalah buatan LEN sangat didukung oleh hasil produksi LEN yang belummemproduksi pemancar UHF.TVRI terus memperluas jangkauannya sampai ke pelosok tanah airdimana saat itu masih banyak masyarakat di daerah yang belum mampumembeli pesawat TV berwarna dan pada saat itu pesawat hitam putih hanyadapat menerima saluran VHF.Drs. Darmadi – Tenaga Ahli TV Consult, Mantan KepalaBidang Transmisi Pusat Pembinaan Sarana Teknik RTF – DepartemenPenerangan R.I.



Kamis, 29 Juli 2010

SISTEM RADIO

SISTEM RADIO


SISTEM RADIO
Komunikasi radio menggunakan gelombang elektromagnetis yang
dipancarkan lewat atmosfer bumi atau ruang bebas untuk membawa informasi
melalui jarak-jarak yang panjang tanpa menggunakan kawat. Gelombang radio
dengan frekuensi yang berkisar dari kira-kira 100 Hz dalam jalur ELF sampai
lebih dari 300 GHz dalam jalur EHF (Extra High Frekuensi) telah digunakan
untuk tujuan-tujuan komunikasi, dan dalam waktu akhir-akhir ini radiasi pada dan
dekat dengan daerah-daerah gelombang yang dapat terlihat (dekat dengan 1000
THz atau 1015 Hz) juga sudah digunakan. Beberapa sifat dasar dari sebuah
gelombang elektromagnetis melintang (transverse electromagnetic = TEM).
Sistem-sistem Gelombang Mikro
Sistem-sistem radio gelombang mikro yang bekerja pada frekuensifrekuensi
di atas 1 GHz merambat terutama dalam ragam garis pandangan (line of
sight) atau ruang bebas, baik bila mereka berada di atas tanah, maupun pada
sistem-sistem satelit. Sejak tahun 1950-an, sistem-sistem radio gelombang mikro
sudah menjadi tulang punggung dari sistem-sistem komunikasi telepon jarak jauh.
Sistem-sistem ini menyediakan lebar jalur transmisi dan keterandalan yang
diperlukan untuk memungkinkan transmisi dari beberapa ribu saluran telpon atau
beberapa saluran televisi melalui jalan yang sama dan dengan menggunakan
fasilitas yang sama pula. Frekuensi-frekuensi pembawa dalam daerah 3-12 GHz
digunakan karena gelombang-gelombang mikro hanya berjalan menurut jalur
garis pandangan, perlu disediakan stasiun-stasiun pengulang kira-kira pada setiap
jarak 50 km.
Stasiun-stasiun terminal menggunakan dua buah antena, satu untuk
penerima dan satu untuk memancarkan. Sistem ini mungkin mempunyai beberapa
pemancar dan penerima, tetapi semuanya menggunakan antena yang sama.
Stasiun-stasiun pengulang dilengkapi dengan dua antena yang ditujukan ke
masing-masing arah, sehingga seluruhnya diperlukan empat antena.

Sistem gelombang mikro saluran tunggal satu arah yang menggunakan
stasiun-stasiun terminal dan pengulang portable sering digunakan untuk pick up
televisi jarak jauh pada peristiwa-peristiwa khusus dan untuk instalasi sementara
lainnya, seperti misalnya pada pengujian rute-rute gelombang mikro yang baru.
Peralatan ini sering dipasang pada mobil-mobil pengangkut barang (vans) yang
diperlengkapi dengan antena-antena teleskopik yang dapat ditegakkan dengan
cepat.
Analogi modulasi
Dalam istilah teknik, kata modulasi mempunyai definisi yang cukup
panjang. Tetapi, hal itu dapat dijelaskan dengan analogi sederhana berikut: kalau
kita ingin pergi ke tempat lain yang jauh (yang tidak bisa di lakukan dengan jalan
kaki atau berenang), kita harus menumpang sesuatu.
Sinyal informasi (suara, gambar, data) juga begitu. Agar dapat dikirim ke
tempat lain, sinyal informasi harus ditumpangkan pada sinyal lain. Dalam konteks
radio siaran, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang
ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa (carrier).
Jenis dan cara penumpangan sangat beragam. Dari tinjauan "penumpang",
cara menumpangkan manusia pasti berbeda dengan paket barang atau surat. Hal
serupa berlaku untuk penumpangan sinyal analog yang berbeda dengan sinyal
digital. Penumpangan sinyal suara juga akan berbeda dengan penumpangan sinyal
gambar, sinyal film, atau sinyal lain.
Dari sisi pembawa, cara menumpang di pesawat terbang akan berbeda
dengan menumpang di mobil, bus, truk, kapal laut, perahu, atau kuda. Hal yang
sama juga terjadi pada modulasi. Di mana cara menumpang ke amplitudo
gelombang carrier akan berbeda dengan cara menumpang di frekuensi gelombang
carrier.
Gelombang/sinyal "carrier"
Gelombang/sinyal carrier adalah gelombang radio yang mempunyai
frekuensi jauh lebih tinggi dari frekuensi sinyal informasi. Berbeda dengan sinyal

suara yang mempunyai frekuensi beragam/variabel dengan range 20 Hz hingga 20
kHz, sinyal carrier ditentukan pada satu frekuensi saja. Frekuensi sinyal carrier
ditetapkan dalam suatu alokasi frekuensi yang ditentukan oleh badan yang
berwewenang.
Di Indonesia, alokasi frekuensi sinyal carrier untuk siaran FM ditetapkan
pada frekuensi 87,5 MHz hingga 108 MHz. Alokasi itu terbagi untuk 204 kanal
dengan penganalan kelipatan 100 kHz. Kanal pertama berada pada frekuensi 87,6
MHz, sedangkan kanal ke 204 berada pada frekuensi 107,9 MHz. Penetapan
tersebut dan aturan lainnya tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor KM 15 Tahun 2003.
Frekuensi carrier inilah yang disebutkan oleh stasiun radio untuk
menunjukkan keberadaannya. Misalnya, Radio XYZ 100,2 FM atau Radio ABC
98,2 FM. 100,2 Mhz dan 98,2 MHz adalah frekuensi carrier yang dialokasikan
untuk stasiun bersangkutan.
Karena berupa gelombang sinusoida, sinyal carrier mempunyai beberapa
parameter yang dapat berubah. Perubahan itu dapat terjadi pada amplitudo,
frekuensi, atau parameter lain.
Modulasi AM
Dari banyak teknik modulasi, AM dan FM adalah modulasi yang banyak
diterapkan pada radio siaran. Keduanya dipakai karena tekniknya relatif lebih
mudah dibandingkan dengan teknik-teknik lain. Dengan begitu, rangkaian
pemancar dan penerima radionya lebih sederhana dan mudah dibuat.
Di pemancar radio dengan teknik AM, amplitudo gelombang carrier akan
diubah seiring dengan perubahan sinyal informasi (suara) yang dimasukkan.
Frekuensi gelombang carrier-nya relatif tetap. Kemudian, sinyal dilewatkan ke RF
(Radio Frequency) Amplifier untuk dikuatkan agar bisa dikirim ke jarak yang
jauh. Setelah itu, dipancarkan melalui antena.
Dalam perjalanannya mencapai penerima, gelombang akan mengalami
redaman (fading) oleh udara, mendapat interferensi dari frekuensi-frekuensi lain,
noise, atau bentuk-bentuk gangguan lainnya. Gangguan-gangguan itu umumnya

berupa variasi amplitudo sehingga mau tidak mau akan memengaruhi amplitudo
gelombang yang terkirim.
Akibatnya, informasi yang terkirim akan berubah dan ujung-ujungnya mutu
informasi yang diterima jelas berkurang. Efek yang kita rasakan sangat nyata.
Suara merdu Andien yang mendayu akan terdengar serak, aransemen Dewa yang
bagus itu jadi terdengar enggak karuan, dan suara Iwan Fals benar-benar jadi fals.
Cara mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh redaman, noise, dan interferensi
cukup sulit. Pengurangan amplitudo gangguan (yang mempunyai amplitudo lebih
kecil), akan berdampak pada pengurangan sinyal asli. Sementara, peningkatan
amplitudo sinyal asli juga menyebabkan peningkatan amplitudo gangguan.
Dilema itu bisa saja diatasi dengan menggunakan teknik lain yang lebih rumit.
Tetapi, rangkaian penerima akan menjadi mahal, sementara hasil yang diperoleh
belum kualitas Hi Fi dan belum tentu setara dengan harga yang harus dibayar.
Itulah barangkali yang menyebabkan banyak stasiun radio siaran
bermodulasi AM pindah ke modulasi FM. Konsekuensinya, mereka juga harus
pindah frekuensi carrier karena aturan alokasi frekuensi carrier untuk siaran AM
berbeda dengan siaran FM. Frekuensi carrier untuk siaran AM terletak di Medium
Frequency (300 kHz - 3 MHz/MF), sedangkan frekuensi carrier siaran FM terletak
di Very High Frequency (30 MHz - 300 MHz/VHF).
Modulasi FM
Di pemancar radio dengan teknik modulasi FM, frekuensi gelombang
carrier akan berubah seiring perubahan sinyal suara atau informasi lainnya.
Amplitudo gelombang carrier relatif tetap. Setelah dilakukan penguatan daya
sinyal (agar bisa dikirim jauh), gelombang yang telah tercampur tadi dipancarkan
melalui antena.
Seperti halnya gelombang termodulasi AM, gelombang ini pun akan
mengalami redaman oleh udara dan mendapat interferensi dari frekuensi-frekuensi
lain, noise, atau bentuk-bentuk gangguan lainnya. Tetapi, karena gangguan itu
umumnya berbentuk variasi amplitudo, kecil kemungkinan dapat mempengaruhi
informasi yang menumpang dalam frekuensi gelombang carrier.

Akibatnya, mutu informasi yang diterima tetap baik. Dan, kualitas audio
yang diterima juga lebih tinggi daripada kualitas audio yang dimodulasi dengan
AM. Jadi, musik yang kita dengar akan serupa dengan kualitas musik yang
dikirim oleh stasiun radio sehingga tidak salah kalau stasiun-stasiun radio siaran
lama (yang dulunya AM) pindah ke teknik modulasi ini. Sementara stasiunstasiun
radio baru juga langsung memilih FM.
Selain itu, teknik pengiriman suara stereonya juga tidak terlalu rumit.
Sehingga, rangkaian penerima FM stereo mudah dibuat, sampai-sampai dapat
dibuat seukuran kotak korek api. Produk FM autotuner seukuran kotak korek api
ini sudah mudah diperoleh di kaki lima dengan harga yang murah. Kualitasnya
cukup memadai untuk peralatan semurah dan sekecil itu.
Baik FM (Frekuensi Modulation) maupun PM (Phase Modulation)
merupakan kasus khusus dari modulasi sudut (angular modulation). Dalam sistem
modulasi sudut frekuensi dan fasa dari gelombang pembawa berubah terhadap
waktu menurut fungsi dari sinyal yang dimodulasikan (ditumpangkan). Misal
persamaan gelombang pembawa dirumuskan sebagai berikut :
Uc = Ac sin (wc + q c)
Dalam modulasi amplitudo (AM) maka nilai 'Ac' akan berubah-ubah menurut
fungsi dari sinyal yang ditumpangkan. Sedangkan dalam modulasi sudut yang
diubah-ubah adalah salah satu dari komponen 'wc + q c'. Jika yang diubah-ubah
adalah komponen 'wc' maka disebut Frekuensi Modulation (FM), dan jika
komponen 'q c' yang diubah-ubah maka disebut Phase Modulation (PM).
Jadi dalam sistem FM, sinyal modulasi (yang ditumpangkan) akan menyebabkan
frekuensi dari gelombang pembawa berubah-ubah sesuai perubahan frekuensi dari
sinyal modulasi. Sedangkan pada PM perubahan dari sinyal modulasi akan
merubah fasa dari gelombang pembawa. Hubungan antara perubahan frekuensi
dari gelombang pembawa, perubahan fasa dari gelombang pembawa, dan
frekuensi sinyal modulasi dinyatakan sebagai indeks modulasi (m) dimana :
m = Perubahan frekuensi (peak to peak Hz) / frekuensi modulasi (Hz)

Dalam siaran FM, gelombang pembawa
harus memiliki perubahan frekuensi yang sesuai
dengan amplitudo dari sinyal modulasi, tetapi
bebas frekuensi sinyal modulasi yang diatur oleh
frekuensi modulator.
Pre-Emphasis
Pre-emphasis dipakai dalam pesawat pemancar
untuk mencegah pengaruh kecacatan pada sinyal
terima. Karena itu komponen pre-emphasis ditempatkan pada awal sebelum sinyal
itu sempat masuk pada modulator. Pengaruh kecacatan itu berasal dari differential
gain (DG-penguatan yang berbeda) dan differential phase (DP-fasa yang berbeda).
Pre-emphasis akan menekan amplitudo dari frekuensi sinyal FM yang lebih
rendah pada input.
Dengan penggunaan alat ini ketidaklinearan (cacat) akibat sifat DG dan DP dalam
transmisi dapat dikurangi. Nantinya di ujung terima pada demodulator dipasang
komponen de-emphasis yang mempunyai fungsi kebalikan dari pre-emphasis.
Pada penerima FM (yang juga ada di pesawat televisi), sinyal radio yang
hilang akan menyebabkan terdengar suara desis noise yang cukup keras. Karena
mengganggu, sebagian besar penerima FM dilengkapi dengan rangkaian squelch
yang berfungsi untuk mematikan audio jika tidak terdeteksi adanya sinyal siaran.
Pada radio komunikasi VHF dan UHF (yang juga menggunakan FM), rangkaian
squelch dapat diatur sedemikian rupa sehingga masih dapat mendengarkan sinyal
suara yang volumenya sedikit di atas desis noise.
Pemancar FM
Tujuan dari pemancar FM adalah untuk merubah satu atau lebih sinyal input yang
berupa Frekuensi Audio (AF) menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF
(Radio Frekuensi) yang dimaksudkan sebagai output daya yang kemudian
diumpankan ke sistem antena untuk dipancarkan. Dalam bentuk sederhana dapat
dipisahkan atas modulator FM dan sebuah power amplifier RF dalam satu unit.

Sebenarnya pemancar FM terdiri atas rangkaian blok subsistem yang memiliki
fungsi tersendiri, yaitu:
1. FM exciter merubah sinyal audio menjadi frekuensi RF yang sudah
termodulasi.
2. Intermediate Power Amplifier (IPA) dibutuhkan pada beberapa pemancar
untuk meningkatkan tingkat daya RF agar mampu menghandle final stage.
3. Power Amplifier di tingkat akhir menaikkan power dari sinyal sesuai yang
dibutuhkan oleh sistem antena.
4. Catu daya (power supply) merubah input power dari sumber AC menjadi
tegangan dan arus DC atau AC yang dibutuhkan oleh tiap subsistem.
5. Transmitter Control System memonitor, melindungi dan memberikan
perintah bagi tiap subsistem sehingga mereka dapat bekerja sama dan
memberikan hasil yang diinginkan.
6. RF lowpass filter membatasi frekuensi yang tidak diingikan dari output
pemancar.
7. Directional coupler yang mengindikasikan bahwa daya sedang dikirimkan
atau diterima dari sistem antena.
Jantung dari pemancar siaran FM terletak pada exciter-nya. Fungsi dari exciter
adalah untuk membangkitkan dan memodulasikan gelombang pembawa dengan
satu atau lebih input (mono, stereo, SCA) sesuai dengan standar FCC. Gelombang
pembawa yang telah dimodulasi kemudian diperkuat oleh wideband amplifier ke
level yang dibutuhkan oleh tingkat berikutnya.
Direct FM merupakan teknik modulasi dimana frekuensi dari oscilator
dapat diubah sesuai dengan tegangan yang digunakan. Seperti halnya oscilator,
disebut voltage tuned oscilator (VTO) dimungkinkan oleh perkembangan dioda
tuning varaktor yang dapat merubah kapasitansi menurut perubahan tegangan bias
reverse (disebut juga voltage controlled oscillator atau VCO).
Kestabilan frekuensi dari oscillitor direct FM tidak cukup bagus, untuk itu
dibutuhkan automatic frekuensi control system (AFC) yang menggunakan sebuah
kristal oscillator stabil sebagai frekuensi referensi. Komponen AFC berperan

sebagai pengatur frekuensi yang dibangkitkan oscillator lokal untuk dicatukan ke
mixer, sehingga frekuensi oscillator menjadi stabil.
Pembagian kanal FM di Indonesia
Jumlah kanal yang disiapkan dalam alokasi frekuensi 87,5 MHz hingga
108 MHz memang sebanyak 204 kanal. Tetapi, hal itu tidak menyebabkan 204
stasiun radio bisa didirikan di kota kita. Sebab jarak antarkanal yang terlalu rapat
akan menyebabkan interferensi antar stasiun radio.
Karena itu, aturan dalam Keputusan Menteri Perhubungan No KM 15 Tahun 2003
mensyaratkan jarak minimal antarkanal dalam satu area pelayanan (yang
umumnya se-Kota atau se-Kabupaten) adalah 800 kHz. Kecuali pada kota besar
semacam Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan yang sudah telanjur
mempunyai stasiun cukup banyak. Jarak minimal untuk kota-kota itu adalah 400
kHz.
Pembagian kanal untuk tiap area layanan tentunya juga disesuaikan
dengan faktor-faktor seperti : kepadatan penduduk, perkembangan kawasan, dan
lainnya. Sebab, apalah gunanya menyediakan banyak kanal jika pendirian stasiunstasiun
baru di suatu area layanan tidak menjanjikan.
Kenapa Gelombang FM Lebih Jernih Dibanding AM?
Gelombang AM sudah lama ditinggal. Hampir semua radio bermain di
jalur FM. Kenapa FM lebih jernih? Hingga tahun delapan puluhan, stasiun radio
broadcast (siaran) banyak menggunakan modulasi AM (Amplitude Modulation).
Pada saat itu, umumnya tidak ada siaran radio yang mampu menampilkan suara
bening, apalagi stereo. Belum lagi kalau cuaca sedang tidak mendukung. Kita
tidak bisa menikmati indahnya suara musik senyaman saat ini.
Setelah periode itu, mulai bermunculan stasiun radio siaran pengusung
modulasi FM (Frequency Modulation). Jenis modulasi ini mampu memanjakan
pendengar siaran karena menghasilkan suara yang lebih bening. Selain itu, ia
dapat diterima dengan pola mono atau stereo. Maksudnya, jika radio penerima
hanya bisa menerima siaran mode mono, maka ia menampilkan suara mono.

Sedang radio penerima tipe stereo punya pilihan untuk menampilkan suara mono
atau stereo yang asli (real stereo) sesuai dengan yang dipancarkan oleh stasiun
radio siaran.
Di antara keuntungan FM adalah bebas dari pengaruh gangguan udara, bandwidth
(lebar pita) yang lebih besar, dan fidelitas yang tinggi. Jika dibandingkan dengan
sistem AM, maka FM memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
1. Lebih tahan noise
Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada diantara 88 – 108
MHz, dimana pada wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari
gangguan baik atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan.
Jangkauan dari sistem modulasi ini tidak sejauh jika dibandingkan pada
sistem modulasi AM dimana panjang gelombangnya lebih panjang.
Sehingga noise yang diakibatkan oleh penurunan daya hampir tidak
berpengaruh karena dipancarkan secara LOS (Line Of Sight).
2. Bandwith yang Lebih Lebar
Saluran siar FM standar menduduki lebih dari sepuluh kali lebar
bandwidth (lebar pita) saluran siar AM. Hal ini disebabkan oleh struktur
sideband nonlinear yang lebih kompleks dengan adanya efek-efek
(deviasi) sehingga memerlukan bandwidth yang lebih lebar dibanding
distribusi linear yang sederhana dari sideband-sideband dalam sistem AM.
Band siar FM terletak pada bagian VHF (Very High Frequency) dari
spektrum frekuensi di mana tersedia bandwidth yang lebih lebar daripada
gelombang dengan panjang medium (MW) pada band siar AM.
3. Fidelitas Tinggi
Respon yang seragam terhadap frekuensi audio (paling tidak pada interval
50 Hz sampai 15 KHz), distorsi (harmonik dan intermodulasi) dengan
amplitudo sangat rendah, tingkat noise yang sangat rendah, dan respon
transien yang bagus sangat diperlukan untuk kinerja Hi-Fi yang baik.
Pemakaian saluran FM memberikan respon yang cukup untuk frekuensi
audio dan menyediakan hubungan radio dengan noise rendah.

Karakteristik yang lain hanyalah ditentukan oleh masalah rancangan
perangkatnya saja.
4. Transmisi Stereo
Alokasi saluran yang lebar dan kemampuan FM untuk menyatukan dengan
harmonis beberapa saluran audio pada satu gelombang pembawa,
memungkinkan pengembangan sistem penyiaran stereo yang praktis. Ini
merupakan sebuah cara bagi industri penyiaran untuk memberikan kualitas
reproduksi sebaik atau bahkan lebih baik daripada yang tersedia pada
rekaman atau pita stereo. Munculnya compact disc dan perangkat audio
digital lainnya akan terus mendorong kalangan industri peralatan dan
teknisi siaran lebih jauh untuk memperbaiki kinerja rantai siaran FM
secara keseluruhan.

MODULASI
1. Pendahuluan
Modulasi merupakan suatu proses untuk mengatur sinyal pembawa
yang berfrekuensi tinggi oleh sinyal informasi yang biasanya berfrekuensi
rendah. Gelombang modulasi dapat berupa gelombang frekuensi audio, dapat
berupa isyarat video, atau denyut-denyut listrik. Mengapa diperlukan modulasi
dalam telekomunikasi umumnya dan sistem transmisi khususnya? Hal ini
dikarenakan antara lain :
1. Dalam telekomunikasi diperlukan adanya pergeseran frekuensi dari rendah
ke tinggi agar dapat melakukan komunikasi jarak jauh.
2. Pengiriman informasi dalam jumlah yang cukup besar secara simultan
(serentak) untuk waktu pengiriman yang sama.
3. Frekuensi yang tinggi menyebabkan periode yang rendah sehingga secara
fisik menyebabkan bentuk antena yang semakin pendek.
Isyarat campuran yang dihasilkan disebut gelombang termodulasi,
yaitu gelombang yang diubah-ubah karakteristiknya dalam hal ini adalah
gelombang pembawa (carrier). Karakteristik (parameter) gelombang pembawa
yang diubah-ubah adalah amplitudo yang karenanya prosesnya disebut
pemodulasian amplitudo, amplitude modulation [am], atau frekuensi (fasa)
dimana prosesnya disebut pemodulasian frekuensi, frequency modulation [fm],
atau pemodulasian phase, phase modulation [pm]. Dapat juga terjadi secara
tidak diinginkan suatu isyarat termodulasi oleh isyarat lain, peristiwa ini disebut
pemodulasian silang, cross modulation.
2. Isi
1. Amplitude Modulation [AM]
Merupakan proses dimana amplitudo suatu kuantitas listrik diubah-ubah
menurut karakteristik tertentu di kuantitas kedua yang tidak perlu bersifat
listrik.
Gambar. Amplitude Modulation [AM]
2. Frequency Modulation [FM]
Merupakan pemodulasian sudut dimana frekuensi saat suatu pembawa
gelombang sinus dibuat menyimpang dari frekuensi senter yang jauh
simpangannya berpadanan dengan amplitudo gelombang yang memodulasi.
Ada dua cara untuk memperoleh pemodulasian frekuensi, yaitu (1)
pemodulasian frekuensi langsung (direct frequency modulation), dan (2)
pemodulasian fase isyarat pembawa oleh isyarat pemodulasi. Dalam
pemodulasian frekuensi langsung (sistem crosby), sebagai piranti reaktansi
(transistor atau tabung) digunakan untuk mengubah talaan osilator, ubahan
talaan itu berpadanan dengan isyarat yang memodulasi. Dapat diperoleh indeks
modulasi yang besar, sistem ini lazim diterapkan dalam pemancar televisi dan
pemancar bunyi. Dalam cara kedua, pemodulasian terjadi pada frekunsifrekuensi
rendah, kemudian frekuensi ini (beserta indeks modulasinya)
digandakan.
Gambar. FrequencyModulation [FM]
3. Phase Modulation [PM]
Merupakan tipe pemodulasian dimana fasa gelombang pembawa diubahubah
sekitar harga tanpa modulasinya. Perubahan fasa itu berpadanan dengan
amplitudo isyarat yang memodulasi, dan pada frekuensi setinggi frekuensi
isyarat pemodulasi, amplitudo gelombang pembawa tinggal konstan. Selisih
tertinggi antara sudut pada gelombang yang termodulasi, dan sudut fasa
pembawa, disebut simpangan fasa, phase deviation. Kombinasi pemodulasian
fasa dan pemodulasian frekuensi lazim disebut sebagai pemodulasian sudut,
angle modulation.
Gambar. Phase Modulation [PM]
4. Amplitude Shift Keying [ASK]
Bentuk pemodulasian amplitudo di mana pemodulasi amplitudo
gelombang termodulasi antara dua harga yang telah ditetapkan.
.
Gambar. Amplitude Shift Keying [ASK]
5. Frequency Shift Keying [FSK]
Bentuk pemodulasian frekuensi di mana gelombang pemodulasi
menggeserkan frekuensi keluaran di antara harga-harga yang sudah ditetapkan
sebelumnya, dan gelombang keluarannya tidak punya sandungan (diskontinyu)
fasa. Atau dengan kata lain, frekuensi saat digeserkan antara dua harga yang
dinamai frekuensi tanda (mark) dan frekuensi spasi (space).
Gambar. Frequency Shift Keying [FSK]
6. Phase Shift Keying [PSK]
Bentuk pemodulasian fasa di mana fungsi yang memodulasi
menggeserkan fasa pada gelombang yang termodulasi, antara dua harga
ketengah (discrete values) yang sudah ditentukan.
Gambar. Phase Shift Keying [PSK]
7. Pulse Amplitude Modulation [PAM]
Cara pemodulasian di mana gelombang informasi mengubah-ubah
(memodulasi) amplitido sebagai pembawa yang berbentuk denyut. Ada dua
jenis pemodulasian denyut: satu disebut pemodulasian amplitudo denyut satu
arah, unidirectional PAM, menerapkan denyut-denyut dengan satu polaritas,
yang kedua adalah pemodulasian dwi arah, bidirectional PAM, menerapkan
denyut-denyut yang berpolaritas negatif dan positif.
Gambar. Pulse Amplitude Modulation [PAM]
8. Pulse Frequency Modulation [PFM]
Sejenis pemodulasian waktu denyut (pulse time modulaiton) , di mana
denyut pembawa yang diubah-ubah berpadanan dengan frekuensi dan amplitudo
isyarat informasi. Jadi isyarat ionformasi memodulasi frekuensi suatu
gelombang pembawa yang terdiri dari rentetan denyut-denyut satu arah.
Gambar. Pulse FrequencyModulation [PFM]
9. Pulse Code Modulairon [PCM]
Bentuk pemodulasian denyut, di mana besarnya isyarat dicuplik lalu
setiap cuplikan dikira-kirakan terhadap taraf acuan yang terdekat (proses ini
disebut pengkwantitasan). Kemudian koda yang menyatakan taraf acuan yang
bersangkutan dikirim (ke penerima jauh). Keunggulan PCM adalah bahwa
penerimanya menerima akan ada atau tak adanya denyut untuk dideteksi, ini
berarti terhindarnya cacat.
Gambar. Pulse Code Modulairon [PCM]
10. Pulse Position Modulation [PPM]
Pemodulasian waktu denyut (pulse time modulation) di mana posisi
denyut dalam waktu diubah-ubah oleh harga-harga cuplikan (sample) sesaat di
gelombang informasi.
Gambar. Pulse Position Modulation [PPM]
11. Pulse Duration Modulation [PDM]
Pemodulasian waktu denyut (pulse time modulation) di mana harga
setiap cuplikan sesaat (sample) di gelombang informasi memodulasi
(mengubah-ubah) jangka (duration) suatu denyut. Gelombang pemodulasi
(informasi) itu mungkin mengubah-ubah waktu munculnya tebing depan denyut
atau tebing belakangnya, atau pun dua-duanya. Istilah lama adalah Pulse Width
Modulation, pemodulasian lebar denyut, dan Pulse Length Modulation,
pemodulasian panjang denyut.
Gambar. Pulse Duration Modulation [PDM]
3. Kesimpulan
Modulasi merupakan proses di mana suatu karakteristik (parameter)
sebagai gelombang diubah berpadanan dengan karakteristik (parameter)
gelombang lain. Gelombang yang pertama dinamai gelombang pembawa
(carrier wave), gelombang terakhir dinamai gelombang pemodulasi.
Pembagian modulasi didasarkan kepada bentuk sinyal yang terdiri dari
sinyal analog dan sinyal digital. Sinyal analog yaitu sinyal kontinuitas dan setiap
saat mempunyai nilai sedangkan sinyal digital yaitu sinyal yang diskret atau
terputus-putus di mana tidak setiap saat mempunyai nilai. Kedua bentuk sinyal
tersebut masing-masing di kominasikan seperti pada tabel berikut:

Sinyal pembawa
Analog Digital
AM PPM
Analog FM PWM
PM PAM
ASK
FSK PCM
S
I
N
Y
A
L
I
N
F
O
Digital
PSK
ANALISIS SINYAL VIDEO
Ada tiga bagian sinyal video komposit adalah :
1. Sinyal kamera yang bersesuaian dengan pariasi cahaya dalam adegan .
2. Pulsa-pulsa penyelarasan, atau SYNC, yaitu untuk menyelaraskan
(mensinkronkan) pemayaran ; dan
3. Pulsa-pulsa pengosongan untuk membuat agar penjejakan (retrace) tidak
terlihat.
Sinyal kamera digabungkan dengan pulsa pengosongan, kemudian penyelarasan
ditambahkan untuk menghasilkan sinyal video komposit. Hasil yang diperlihatkan
disini adalah sinyal dari satu garis pemayaran horizontal. Pada televisi berwarna,
ditambahkan sinyal krominansi sebesar 3,58 Mhz dan ledakan (burst)
penyelarasan warna.
Dengan adanya sinyal-sinyal untuk semua garis, video komposit
mengandung semua informasi yang diperlukan untuk gambar yang lengkap, garis
demi garis dan medan demi medan. Sinyal video digunakan dalam tabung gambar
untuk mereproduksi gambar pada raster pemayaran. Rincian yang lebih lengkap
mengenai sinyal video komposit dan bagaimana dia mempengaruhi reproduksi
gambar, diberikan pada bab-bab berikut :
KONTRUKSI SINYAL VIDEO KOMPOSIT
Nilai amplitudo tegangan dan arus yang berurutan diperlihatan untuk
pemayaran dua garis horizontal dalam bayangan (citra). Karena waktu meningkat
dalam arah yang horizontal, amplitudonya berubah untuk naungan putih, kelabu,

atau hitam pada gambar. Mulai dari yang paling kiri pada waktu 0, sinyal berada
pada level putih dan berkas pemayaran berada disebelah kiri bayangan. Begitu
garis pertama dipayar dari kiri ke kanan, diperoleh pariasi sinyal kamera dengan
berbagai amplitudo yang sesuai dengan informasi gambar yang diperlukan.
Setelah penjejakan (trace) horizontal menghasilkan sinyal kamera yang diinginkan
untuk satu garis, berkas pemayaran berada disebelah kanan bayangan (image atau
citra). Kemudian pulsa pengosongan disisipkan guna mengembalikan amplitudo
sinyal video keatas sampai ke level hitam sehinggah pengulangan jejak dapat
dikosongkan. Maka berkas pemayaran berada disebelah kiri, siap untuk memayar
garis berikutnya. Sehingga inforormasi yang tepat ditengah-tengah garis
pemayaran adalah setengah waktu antara pulsa-pulsa pengosongan.
Gambar. Sinyal Video Komposit untuk Garis Horizontal
POLARITAS PENYELARASAN DALAM SINYAL KOMPOSIT
Sinyal video dapat memiliki dua polaritas :
1. Polaritas penyelarasan positif dengan pulsa-pulsa penyelarasan pada posisi
menghadap ke atas.
2. Polaritas penyelarasan negatif dengan pulsa – pulsa penyelaras pada posisi
menghadap ke bawah.
Sinyal kamera pulsa penyelaras
horisontal
pulsa pengosongan
horisontal
Video dengan polaritas penyelarasan negatif diperluakan pada kisi
pengaturan dari tabung gambar untuk mereproduksi gambar. Maka level
pengosongan adalah negatif untuk menambahkan arus berkas untuk hitam. Video
dengan polaritas penyelarasan positif diperlukan pada katoda tabung gambar.
Polaritas penyelarasan yang negatif adalah standar bagi sinyal-sinyal
kedalam atau keluar dari perlengkapan video, dan jaringan distribusi telepon.
Amplitudo standar adalah 1 Vp-p dengan sync (penyelarasan) yang negatif.
.
Gambar. Sinyal Vidio dengan Polaritas Penyelarasan yang Negatif
PENGOSONGAN (BLANKING)
Sinyal vidio komposit mengandung pulsa-pulsa pengosongan untuk
membuat garis-garis pengulangan jejak tidak terlihat, yakni dengan mengubah
amplitudo sinyal menjadi hitam bila rangkaian-rangkaian pemayaran
menghasilkan pengulangan jejak. Semua informasi gambar dimatikan (cut-off)
selama waktu pengosongan. Secara normal, pengulangan jejak akan terjadi selama
waktu pengosongan. Dengan demikian, laju pengulangan pulsa-pulsa
pengosongan horizontal adalah frekuensi pemayaran garis sebesar 15.730 Hz. Dan
frekuensi pulsa-pulsa pengosongan vertical adalah 60 Hz untuk setiap medan.
Setiap pulsa pengosongan mengubah sinyal vidio menjadi hitam selama waktu
pengosongan.
Sinyal kamera Pulsa penyelarasan
horisontal
Pulsa pengosongan
horisontal
Gambar. Pulsa Pengosongan H dan V dalam Sinyal Video:
SKALA IRE DARI AMPLITUDO SINYAL VIDEO
IRE adalah singkatan dari “Institute Of Radio Engineers” yang sekarang
ini disebut IEEE ( Institut Of Electrical dan Elektronic Engineers) skala IRE total
mencakup 140 unit dengan 100 naik dan 40 turun dari nol. Sinyal video komposit
puncak ke puncak mencakup 140 unit IRE.
AMPLITUDO PULSA PENYELARASAN
Dari sejumlah 140 unit IRE, sebanyak 40 (atau mendekati 29 persen)
adalah untuk penyelarasan (sync). Semua pulsa penyelarasan mempunyai
amplitudo yang sama, yakni 29 persen dari sinyal video puncak ke puncak.
PEMASANGAN HITAM (BLACK SETUP)
Puncak-puncak hitam dari variasi sinyal kamera adalah penyimpangan dari
level pengosongan hitam sebesar 7,5 unit IRE, yang secara pendekatan adalah 5
persen dari keseluruhan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa sinyal-sinyal
pembawa tambahan (subcarrier signal) untuk warna didekat hitam didalam sinyal
kamera tidak berinterfrensi dengan amplitudo penyelarasan.
Informasi gambar Pulsa pengosongan vertical
(tidak ada informasi gambar)
Pulsa pengosongan horisontal
Pulsa penyelarasan ditambahkan
pada pulsa pengosogan
Level pengosongan
AMPLITUDO SINYAL KAMERA.
Putih puncak kira-kira mendekati 100 unit IRE. Pemasangan hitam adalah
7,5 untuk mengofset hitam dari level pengosongan. Maka hasilnya adalah 100-7,5
= 92,5 unit IRE untuk variasi sinyal kamera. Jumlah ini adalah 66 persen dari total
140 unit IRE.
INFORMASI GAMBAR DAN AMPLITUDO SINYAL VIDEO
Sinyal-sinyal ini diperlihatkan bersama polaritas penyelarasannya yang
positif, tetapi ide yang sama berlaku dengan polaritas penyelarasan yang negatif.
sinyal kamera yang diperoleh melalui pemayaran yang aktif dari bayangan mulamula
adalah pada level putih,sesuai dengan latar belakang putih. Berkas
pemayaran meneruskan gerak majunya melintas latar belakang putih dan
kerangka, dan sinyalnya berlanjut pada level putih yang sama sampai dia
mencapai tengah-tengah gambar.
Untuk bayangan, idenya adalah sama, tetapi sinyal kamera bersesuaian
dengan sebuah batang vertical putih dibawah tengah-tengah dari sebuah kerangka
hitam. Siyal ini mulai dan berakhir pada level hitam dan berada pada level putih di
tengah-tengah.
TEGANGAN KHAS SINYAL VIDEO
Sebuah gambar yang actual terdiri dari atas elemen-elemen yang memiliki
jumlah cahaya dan naungan yang berbeda dengan distribusi yang tidak seragam
dalam garis-garis horizontal dan melalui medan-medan vertical. Didalam masingmasing
garis, amplitudo sinyal berubah-ubah untuk elemen gambar yang berbeda.
INFORMASI GAMBAR DAN FREKUENSI SINYAL VIDEO
Frekuensi-frekuensi sinyal kamera bervariasi dari sekitar 30 Hz sampai4
Mhz, bahwa 30 Hz pada yang rendah merupakan frekuensi audio, dan 4 MHz
pada ujung yang tinggi yang sebenarnya adalah suatu frekuensi radio. Suatu sinyal
30 Hz menyatakan suatu perubahan amplitudo antara dua medan berurutan yang

berulang pada laju 60 Hz. Frekuensi-frekuensi yang lebih rendah daripada 30 Hz
dapat dipandang sebagai suatu perubahan dalam level arus searah (DC).
FREKUENSI VIDEO YANG TERCAKUP DALAM PEMAYARAN
HORISONTAL
Sinyal gelombang persegi dipuncak menyatakan variasi-variasi sinyal
kamera dari sinyal radio komposit yang diperoleh dalam pemayaran satu garis
horizontal adalah dinginkan untuk mendapatkan frekuensi dari gelombang
persegi. Untuk menentukan frekuensi dari sebarang frekuensi sinyal, waktu untuk
satu siklus lengkap harus diketahui, suatu siklus termasuk waktu dari stu titik pada
bentuk gelombang sinyal ketitik berurutan berikutnya yang memiliki besaran dan
arah yang sama. Variasi sinyal kamera dalam satu garis horizontal perlu memiliki
suatu priode yang lebih pendek dan frekuensi yang lebih tinggi.
FREKUENSI VIDEO YANG BERGABUNG DENGAN PEMAYARAN
VERTIKAL
Pada ekstrem yang berlawanan, variasi-variasi sinyal yang sesuai dengan
elemen-elemen gambar yang berdekatan dalam arah vertical, memiliki frekuensifrekuensi
rendah sebab laju pemayaran vertical adalah termasuk lambat,
perubahan-perubahan yang lebih lambat melalui jarak yang lebih besar dalam
pemayaran pertikal terjadi pada frekuensi-frekuensi yang lebih rendah.
FREKUENSI-FREKUENSI VIDEO DAN INFORMASI GAMBAR
Besarnya informasi gambar berhubungan dengan frekuensi-frekuensi
video. Frekuensi-frekuensi video ini meluas sampai 100 KHz. Akan tetapi rincian
pada pinggiran tajam dan garis-garis besar diisi oleh frekuensi-frekuensi video
yang tinggi dari 0,1 sampai 4 MHz. Informasi gambar tidak memerlukan suatu
frekuensi yang terlalu tinggi dan berarti reproduksi dapat menjadi tajam dan jelas.
Dalam televisi berwarna, pemandangan-pemandangan pengambilan dekat
dan latar belakang kelihatan bagus sebab frekuensi-frekuensi video dari informasi
gambar relatif rendah, dibandingkan dengan yang pada pandangan pengambilan

panjang. Secara khusus dalam kebanyakan penerima, informasi gambar yang
termasuk dalam gambar televisi hanyalah untuk frekuensi-frekuensi video sampai
mendekati 0,5 MHz.
INFORMASIWARNA DALAM SINYAL VIDEO
Untuk televisi berwarna, video komposit mencakup sinyal warna 3,58
MHz. Polaritas diperlihatkan bersama penyelarasan dan dengan hitam dalam
posisi kebawah, sedangkan putih adalah pada posisi atas. Amplitudo relatif turun
untuk dari putih untuk batang pertama sebelah kiri ke level kelabu, dan kemudian
mendekat kelevel hitam. Level-level ini sesuai dengan nilai-nilai terang relatif
atau luminansi untuk informasi satu warna. Warna-warna spesifik dalam sinyal C
tidak jelas sebab sudut-sudut fasa relatif tidak diperlihatkan. Hal utama disini
adalah bahwa beda antara televisi monokrom (satu warna) dan berwarna adalah
sinyal warna 3,58 MHz.
Sinyal berwarna mempunyai suatu ledakan penyelarasan warna pada
serambi belakang dari penyelarasan horizontal. Ledakan ini terdiri 8 sampai 11
siklus sinyal pembawah tambahan 3,58 MHz. Tujuannya adalah untuk
menyelaraskan osilator berwarna 3,58 MHz dalam pesawat penerima.
A. Sinyal monokrom sendiri untuk informasi putih, kelabu dan hitam.
B. Digabungkan dengan penyelarasan dengan sinyal kombinansi 3,58 MHz
warna 3,58 MHz untuk informasi gambar.
Putih Abu-abu Hitam
Kuning Hijau Biru gelap
A B
Gambar. Sinyal Video Dengan dan Tanpa warna
GELOMBANG RADIO PEMANCAR TV BERWARNA
Kanal dan Jalur-jalur Frekuensi
Pada sistim TV berwarna perlu dipancarkan sinyal gambar TV yang
mempunyai komponen frekuensi lebar yaitu dari 0 Hz hingga 5 MHz (Lihat
Gambar 1). Karena kedua gelombang pembawa suara dan gelombang pembawa
gambar mempunyai komponen frekuensi lebar yang harus dipancarkan pada
sebuah jalur frekuensi maka bisa digunakan gelombang radio VHF atau UHF
sebagai pembawa pada pemancaran TV berwarna.
Metoda modulasi sinyal gambar TV digunakan modulasi amplituda negatif, di
mana amplituda modulasi menjadi dalam (kecil) pada puncak putih.
Tabel 1 menunjukkan hubungan antara kanal-kanal dengan jalur frekuensi yang
dipergunakan pada stasiun pemancar TV berwarna. Ada sebelas kanal VHF yang
berada pada frekuensi 47 MHz sampai 230 MHz. Masing-masing kanal
mempunyai lebar bidang frekuensi 7 MHz. Dalam beberapa hal dipergunakan
juga jalur UHF yang berkisar antara 590 MHz hingga 770 MHz.
Gambar. Komponen frekuensi sinyal gambar TV
Gambar. Gelombang TV yang dipancarkan dengan modulasi amplituda negatif
Tabel 1 Nomor kanal dan jalur frekuensi gelombang TV VHF
Kanal No Jalur frekuensi
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
47-54 MHz
54-61 MHz
61-68 MHz
174-181 MHz
181-188 MHz
188-195 MHz
195-202 MHz
202-209 MHz
209-216 MHz
216-223 MHz
223-230 MHz
Komponen frekuensi
Sinyal luminan
Komponen frekuensi
Sub pembawa krominan
0 1 2 3 4 5 MHz
4,3 MHz
Frekuensi sub
Pebawa krominan
Puncak putih
Pembawa
termodulasi
Level hitam
Transmisi Jalur Samping-Vestigial (Tersisa)
Pada modulasi amplituda jalur samping dobel, yaitu jalur samping atas dan
jalur samping bawah, tiap jalur samping mempunyai lebar bidang yang sama
dengan frekuensi pemodulasinya. Jalur samping ini timbul mengapit frekuensi
pembawa gambar. Dalam sistim TV berwarna perlu dipancarkan lebar respon
(bidang) frekuensi yang luas yaitu dari 0 Hz – 5 MHz atau lebih tinggi. Maka
perlu dipergunakan lebar bidang frekuensi yang lebih luas lagi yaitu lebih dari 10
MHZ bila sinyal gambar dimodulasi amplitudakan. Yang berarti banyak
gelombang radio yang dipakainya sehingga boros.
Pada sistim TV berwarna jalur frekuensi yang berguna dapat dihemat yaitu
dengan membuang sebagian dari jalur samping bawah. Metoda ini disebut sistim
transmisi jalur samping vestigial.
Bila sinyal TV berwarna yang dipancarkan dengan jalur samping vestigial
diterima oleh penerima TV berwarna yang mempunyai respon frekuensi akan
dideteksi oleh detektor amplop, dan didapat sinyal gambar TV berwarna yang
mempunyai komponen respon frekuensi.
-1,25
f0 1 2 3 4 5
(a) Karakteristik respon frekuensi pemancar
dalam sistim pemancar jalur samping
vestigial
-1,25 f0 1 2 3 4 5
(b) Karakteristik respon frekuensi penerima
-1,25 f0 1 2 3 4 5
(c) Karakteristik respon frekuensi yang
disatukan pemancar dan penerima
Gambar. Pemancar dasar dan
prinsippenerima sistim pemancar
jalur samping vestigial
Komponen Respon Frekuensi pada Kanal Sistim Baku PAL (B)
Tabel 1 menunjukkan hubungan antara kanal-kanal dengan jalur-jalur
frekuensi. Frekuensi gelombang pembawa gambar f0 adalah 1,25 MHz lebih
tinggi dari batas terendah frekuensi kanal itu, sedangkan frekuensi gelombang
pembawa suara fA adalah 5,5 MHz lebih tinggi dari pembawa gambar atau fA
adalah 0,25 MHz lebih rendah daripada batas teratas frekuensi kanal tersebut.
Contoh, pada kanal nomor tiga, frekuensi pembawa gambar f0 = 55,25
MHz dan frekuensi pembawa suara fA = 60,75 MHz. Dan mereka ditransmisikan
sebagai sinyal gambar TV berwarna ke penerima TV berwarna dengan transmisi
jalur samping vestigial.
Gambar. Karakteristik amplituda tranmisi gambar ideal
Transmisi (Penyebaran) Sinyal Suara
Pembawa suara TV yang besarnya 5,5 MHZ lebih tinggi dari pembawa
gambar, dimodulasi secara modulasi-frekuensi dengan sinyal suara, dan
dipancarkan melalui antena yang sama seperti pada pembawa gambar. Pada sistim
pemancaran suara, menggunakan sistim modulasi-frekuensi, dengan deviasi
maksimum frekuensi ± 50 KHz dan konstanta waktu dari pre-empasis dan deempasis
± 50 μ detik.
Karakteristik respon
frekuensi gambar
Karakteristik respon frekuensi
sinyal sub pembawa warna
F0 1 2 3 4 5
4,3 MHz
Sub Pebawa
krominan
-1,25 -0,75 5,5 MHz
fA
Frekuensi pusat
suara
Pembawa
gambar
f0 : Pembawa gambar gelombang TV
fA : Pembawa suara gelombang
Pada pemancar, daerah frekuensi respon yang tinggi dari suara di preempasis
sedangkan pada penerima daerah ini di de-empasis. Maka hasilnya
dengan cara tersebut respon frekuensi suara TV berwarna menjadi rata.
Dengan sistim tranmisi suara seperti ini maka gangguan dari luar dapat
direduksi. Secara umum, S/N (yaitu sinyal/ gangguan noise) sinyal yang
dipancarkan secara FM (Modulasi frekuensi) adalah sebanding dengan indekmodulasi
(perbandingan deviasi frekuensi dengan frekuensi pemodulasi) sinyal
FM itu. Yang diartikan dengan deviasi frekuensi yaitu penyimpangannya terhadap
frekuensi pusat pembawa suara dan yang diartikan dengan frekuensi pemodulasi
yaitu frekuensi gelombang suara yang memodulasi. Bila frekuensi pemodulasi
semakin tinggi maka S/N dari sinyal bertambah kecil sehingga kualitas suara
semakin jelek.
Gambar. Karakteristik pre-emphasis de-emphasis sistim suara TV
Distribusi energi umum dari suara ditunjukkan pada gambar 5 (a). Tampak
bahwa energi suara rendah pada daerah frekuensi tinggi. Bila gelombang
pembawa suara dimodulasi dengan suara maka pada daerah frekuensi tinggi
deviasi frekuensinya kecil, SN dari sinyal menjadi kecil dan kualitas suara
menjadi jelek.
(a) (b) (c)
Energi
Output
Energi Output
(d)
f →
Distribusi energi
suara TV
f →
Karakteristik
pre-empasis
f →
Distribusi derau
yang diterima
f →
Karakteristik
de-empasis
Karakteristik pemancar suara Karakteristik TV penerima
Agar dapat mengatasi hal ini, pada pemancar derajat modulasi pada daerah
frekuensi tinggi dibesarkan (emphasize) seperti yang terlihat pada gambar 5 (b) ini
disebut pre-empasis; dan pada penerima pembesaran respon frekuensi rendah
diperbesar seperti pada gambar 5 (d). Kedua pembesaran itu diintegrasikan
sehingga outputnya mempunyai karakteristik yang datar. Maka menjadi mungkin
untuk menghindarkan S/N yang mengecil, atau suara yang enjadi jelek dapat
dihindarkan.
Bidang Gelombang-Gelombang TV yang Terpolarisasi
Ada dua macam bidang gelombang TV yang terpolarisasi. Macam pertama
yaitu bidang terpolarisasi horizontal, di mana bidang getaran sejajar dengan tanah.
Yang lain adalah bidang terpolarisasi vertikal, di mana bidang getaran tegak lurus
terhadap permukaan tanah.
Gambar. Gelombang Terpolarisasi Vertikal dan Vorizontal
~
Antena
pemancar
Gelombang TV
terpolarisasi
horizontal
Antena
penerima
~
Antena
pemancar
Gelombang TV
terpolarisasi vertikal
(a) Metoda gelombang TV
Antena
penerima
(b) Metoda penerimaan gelombang TV
terpolarisasi vertikal
Bila elemen antena pada pemancar dibuat horizontal maka didapat
gelombang TV terpolarisasi horizontal; dan bila elemen antena tegak lurus dengan
tanah didapat gelombang TV terpolarisasi vertikal.
Bila harus diterima gelombang TV terpolarisasi horizontal maka elemen
antena pada penerima harus diletakkan horizontal. Sebaliknya bila harus diterima
gelombang TV terpolarisasi vertikal, maka elemen antena penerima harus vertikal
Propagasi Rektilinier Gelombang TV, Sama dengan Sinar
Dari antena pemancar TV gelombang merambat ke antena penerima
dengan garis lurus seperti pada sinar. Bila ada penggalang seperti misalnya
bangunan yang tinggi atau gunung antara antena pemancar dan antena penerima,
maka gelombang TV yang merambat ke antena penerima menjadi sangat kecil,
dan gambar yang diterima sangat banyak noise (derau) nya; bahkan kadangkadang
sama sekali tidak dapat ditangkap.
Gambar. Propagasi gelombang TV Rektilinier
Gelombang TV
Stasiun
pemancar
Di balik
gunung
Gambar
buruk
Gambar
baik
(a) Karena gelombang TV menyebar lurus seperti sinar, mutu gambar TV menjadi buruk di balik
gunungStasiun pemancar.
Stasiun
pemancar
Gelombang
langsung
Gelombang
pantul
Antena penerima
(b) Gelombang TV direfleksikan/ dipantulkan dari dinding gedung yang tinggi atau lereng
gunung seperti pada sinar, gelombang TV lansung dan yang direfleksikan tiba pada penerima
TV pada waktu yang berbeda dari arah berbeda. Karena itu gambar TV menjadi ganda atau
gambar berbayang/ (setan, gost).
Juga gelombang TV dipantulkan oleh dinding bangunan tinggi atau
gunung yang curam. Maka gelombang TV yang datang langsung dari pemancar
dan yang direfleksikan oleh dinding bangunan tinggi mencapai antena penerima
dengan waktu yang berbeda. Akibatnya warna gambar yang diterima melebar dan
bahkan timbul bayangan gambar.
Gelombang TV UHF
Gelombang VHF berkisar antara 47 MHz hingga 230 MHz yang lazim
digunakan, juga gelombang TV UHF berkisar antara 590 MHz hingga 770 MHz.
Karena gelombang TV UHF lebih pendek daripada gelombang TV VHF, maka
gelombang UHF mempunyai sifat lebih menyerupai sinar daripada VHF dan juga
tidak dapat dipropagasikan (dirambatkan) pada jarak jauh (di permukaan bumi).
Dengan alasan itu gelombang TV UHF selama merambat menerima sedikit
gangguan dibanding dengan gelombang TV VHF.
Bila ada penghalang seperti bangunan dan pohon pada jalur propagasinya,
gelombang TV UHF sangat banyak direndam. Ketika menerima gelombang TV
UHF, sinyal yang diinduksikan pada terminal output antena penerima sangat
banyak berubah yang sangat bergantung pada letak dan tinggi antena penerima
Bila menerima gelombang TV UHF emerlukan perhatian besar pada tinggi dan
letak antena penerimanya.
Dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang teknologi, dirasakan
adanya perubahan yang sangat besar bila dibandingkan dengan zaman-zaman
sebelumnya,misalnya saja, dimana orang-orang di zaman dahulu, masih
menggunakan api sebagai alat penerangannya, namun pada saat ini kita sudah
mengenal lampu sebagai media penerangan, walaupun masih ada sebagian dari
penduduk dunia yang masih menggunakan api sebagai alat penerangannya.
Namun itu hanya bagian kecil,dari perkembangan teknologi yang ada. Jika kita
telaah lebih banyak, maka akan ada banyak sekali terdapat perkembangan
teknologi, yang dapat kita rasakan.
Gambar. Kekuatan VHF dan UHF Beberapa Gelombang
TV Bila Posisi Antena Penerima Diubah
Pada makalah ini kami akan membahas salah satu dari perkembangan
teknologi itu, yaitu televisi berwarna, dimana pada awalnya, televisi diciptakan
untuk kali pertama, tampilan warnanya hanya hitam-putih saja, dan seiring
berjalannya waktu dan perkembangan zaman,maka televisi pada saat ini memiliki
banyak tampilan warna.Adapun beberapa alasan kami mengangakat masalah ini
adalah: Sebagian dari mahasiswa masih ada yang belum mengerti bagaimana
tampilan warna pada televisi dapat tercipta, hal ini dikarenakan masih kurangnya
daya keingin tahuan dari mahasiswa.
Kekuatan gelombang
TV UHF
Kekuatan gelombang
TV VHF
Tinggi antena penerima (m)
Kekuatan gelombang TV →
(a) Kekuatan gelombang TV UHF tergantung dari
tinggi antena penerima sedangkan kekuatan
gelombang TV VHF, meskipun menaik dengan
tingginya antena pada suatu batas tertentu tidak
merubah banyak pada penerima antena sesudah
ketinggian tertentu.
Kekuatan gelombang TV
Kedudukan antena penerima →
(b) Kekuatan gelombang TV UHF berubah bila
letak antena penerima berubah, tetapi kekuatan
gelombang TV VHF tetap.
Dalam bahasan televisi berwarna ini, akan ada berbagai pokok pembahasa
mulai dari, mengenai warna pembentuk cahaya pada tampilan televisi, adannya
daya luminasi, saturation, krominasi dan berbagai pokok bahasan lainnya akan
dijelaskan dalam bab selanjutnya.
Suatu COMPATIBLE SIGNAL (signal gabungan),diperoleh dari kamera
tv yang terdiri dari LUMINANCE (luminan) dan CHROMINANCE (krominan),
untuk memenuhi kebutuhan penonton tv yang menginginkan pilihan tv hitam
putih dan berwarna. Bagian luminan meliputi juga BRIGTNESS (terangnya
cahaya)
Terang kemutlakan bukanlah hal yang penting, sebab mata manusia tidak
mendeteksi terang secara linier dengan warna. pada dasarnya, kita lihat Hijau
seperti lebih terang dibanding Biru. Maka, istilah luminan ditemukan, yang mana
adalah terang disesuaikan untuk menandai apa yang kita benar-benar lihat.
mengubah ke Skala Gray menunjukkan bahwa warna tidak mempunyai intensitas
nyata yang sama. Tiga warna dasar, warna primer ini semua mempunyai nilai
intensitas yang sama 255, tetapi memiliki terang yang berbeda. biru Mempunyai
lebih sedikit terang dan Hijau mempunyai lebih. Biru ditambah hijau ( Cyan)
mempunyai lebih banyak. Dan Merah ditambah Biru ditambah Hijau ( Putih)
mempunyai lebih banyak luminan, dan lebih terang.
Bagian krominan menyediakan info info tambahan yang diperlukan suatu sisten tv
erwarna. Jadi dalam tv hitam putih hanya menggunakan bagian luminan ,
sedangkan tv berwarna menggunakan bagian luminan dan krominan.
Gambar. Klasifikasi Warna
Hijau ditambahkan biru menjadi Cyan.
Hijau ditambahkan merah menjadi kuning.
Merah ditambahkan biru menjadiWarna merah keungu-unguan atau magenta
Hijau ditambahkanMerah Dan biru menjadi Putih.
DEFINISI PENGERTIAN TELEVISI BERWARNA
Teori warna mengakui bahwa semua warna dapat direproduksi dengan
mencampur warna-warna dasar (primary colors) : merah, biru, dan hijau. Sebagai
satu kenyataan ialah bahwa gambar berwarna dapat direproduksi dengan
mencampur warna-warna dasar secara tepat. Setiap warna memiliki tiga
karakteristik untuk menyatakan informasi visual yakni : coraknya atau tint yang
lazim kita sebut warna, saturasinya dan luminansinya. Saturasi menunjukkan
bagaimana terkonsentrasinya, hidupnya atau kuatnya warna tersebut. Luminansi
menunjukkan terangnya (brightness), atau bentuk naungan kelabu yang
bagaimana warna-warna itu akan terlihat dalam gambar hitam-putih. Sekarang
kita definisikan kualitas warna-warna ini dan istilah-istilah penting lainnya guna
menganalisis ciri khusus televisi berwarna.
Defenisi kualitas warna dan istilah penting untuk menganalisis ciri khusus
TV berwarna
Cahaya yang melalui lensa kamera itu,dipisahkan menjadi tiga warna oleh
kaca pemisah tiga warna yang masuk melalui saringan-saringan optika untuk
pengkoreksian warna. Tiap tabung masing-masing peka terhadap warna merah,
biru dan hijau
· PUTIH. Sebenarnya cahaya putih dapat dianggap suatu campuran merah,
hijau dan biru dalam perbandingan yang tepat. Sebuah prisma gelas
menghasilkan warna pelangi dari cahaya putih. Untuk efek yang
sebaliknya, merah, hijau dan biru dapat ditambahkan untuk menghasilkan
putih.
· CORAK (HUE). Warna itu sendiri adalah corak atau tint. Warna setiap
benda terutama dibedakan oleh coraknya. Corak yang berbeda dihasilkan
bila panjang gelombang cahaya menghasilkan perasaan visual dalam mata.
· KEJENUHAN (SATURATION). Warna-warna yang tersaturasi adalah
hidup kuat, dalam, atau kuat. Warna pucat atau lemah memiliki saturasi
yang kecil. Saturasi menunjukkan seberapa kecil warna itu terlarut oleh
putih, hasilnya adalah merah muda yang kenyataannya adalah merah yang
kejenuhannya hilang. Perhatikan bahwa warna yang saturasi jenuh tidak
memiliki putih.
· KROMINANSI. Istilah ini digunakan untuk menggabungkan kedua corak
dan saturasi. Dalam televisi berwarna, sinyal warna 3.58 MHz secara
khusus adalah sinyal krominansi singkatnya, krominansi mencakup semua
informasi warna tanpa terang. Krominansi dan terang secara bersama-sama
menyatakan informasi gambar secara lengkap. Krominansi juga disebut
kroma.
· LUMINANSI. Luminansi menunjukkan besarnya intensitas cahaya yang
dirasakan oleh mata sebagai terang (brightness). Dalam gambar hitam
putih bagian-bagian yang lebih terang memiliki luminansi yang lebih besar
daripada daerah gelap, tetapi warna yang berbeda juga memiliki naungan
luminansi karena sebagian warna kelihatan lebih terang daripada yang
lain.
· KESEPADANAN (COMPATIBILITY). Televisi berwarna sepadan
dengan televisi hitam - putih, sebab pada dasarnya digunakan standar
pemayaran yang sama dan sinyal luminansi memungkinkan pesawat
penerima monokrom untuk menghasilkan gambar yang ditelevisikan
dalam berwarna ke hitam putih. Selain itu televisi berwarna dapat
menggunakan suatu sinyal monokrom untuk mereproduksi gambar dalam
hitam putih.
· PEMBAWA TAMBAHAN (SUBCARIER). Sinyal pembawa tambahan
memodulasi suatu gelombang pembawa lain dengan frekuensi yang lebih
tinggi. Dalam televisi bewarna,informasi berwarna memodulasi sinyal
pembawa tambahan untuk warna 3.58 MHz, yang menodulasi sinyal
pembawa gambar utama dalam aturan pemancar standar.
ENCODING INFORMASI GAMBAR.
Sekarang kita tinjau dengan lebih terperinci bagaimana sinyal krominansi
dihasilkan untuk ditransmisikan ke pesawat penerima. Pertama-tama tegangan
video R, G dan B memberikan informasi gambar. Kemudian sinyal-sinyal ini
dienkode agar membentuk sinyal-sinyal krominansi dan luminansi yang terpisah.
SINYAL-SINYAL VIDEO WARNA DASAR (PRIMARY COLOR VIDEO
SIGNAL).
Pada kamera penerimaan cahaya merah, hijau dan biru sesuai dengan
informasi warna dalam adegan guna menghasilkan sinyal-sinyal video warna
dasar. Bentuk-bentuk gelombang ini melukiskan tegangan-tegangan yang
diperoleh dalam pemayaran satu garis horizontal melintang batang-batang
berwarna. Tabung kamera merah akan menghasilkan keluaran penuh warna merah
tapi tidak ada keluaran untuk warna hijau dan biru dengan cara yang sama tabungtabung
kamera hijau dan biru hanya akan memiliki keluaran-keluaran untuk warna
mereka sendiri.
1 2 3 4 5
Gambar. Sinyal-sinyal Vidio Warna Dasar
Keterangan : Garis pemayaran horizontal
lap 1 = merah
lap 2 = hijau
lap 3 = biru
lap 4 = kuning
lap 5 = putih
· BAGIAN MATRIX. Sebuah rangkaian matrix membentuk tegangantegangan
keluaran baru dari masukan sinyal. Matrix pada pemancar
menggabungkan tegangan-tegangan R, G, dan B dalam perbandingan yang
spesifik guna membentuk 3 sinyal video yang lebih baik untuk penyiaran.
Biasanya satu sinyal mengandung informasi terang, dan 2 sinyal lainnya
mengandung warna. Kedua sinyal diluar matrix haruslah campuran warna
yang berarti bahwa mereka mengandung R, G dan B. Dua campuran dapat
memiliki semua informasi warna asli dari ketiga warna dasar. Kedua
campuran warna ditambah luminansi Y bersesuaian dengan informasi
gambar aktual dalam sinyal-sinyal video R, G dan B. Contoh dua
campuran warna untuk mengkode informasi warna RGB adalah video I
dan Q atau video R - Y dan B – Y.
· ALASAN UNTUK SINYAL I DAN Q. Disini huruf Q adalah untuk
kuadratur sebab sinyal Q memodulasi sinyal pembawa tambahan warna
3,58 MHz yang berbeda fasa 90 derajat dengan modulasi sinyal I dimana
fasa kuadratur digunakan untuk membantu mengidentifikasi dua sinyal
video berwarna yang berlainan.
· KERUGIAN SINYAL I DAN Q. Lebar bidang tambahan dari sinyal I
merupakan suatu masalah pada pesawat penerima. Dalam modulasi
krominasi 3,58 MHz frekuensi sisi atas dapat berinteferensi dengan sinyal
suara 4,5 MHz juga frekuensi sisi bawah dari sinyal I dapat berkembang
rentang (range) frekuensi dari sinyal video Y untuk luminansi. Oleh karena
itu diperlukan filtering tambahan untuk menurunkan interferensi ini.
DECODING INFORMASI GAMBAR.
Dimulai dengan antena penerima sinyal pembawa gambar yang
termodulasi dari saluran terpilih diperkuat dalam tingkatan-tingkatan frekuensi
radio RF dan frekuensi menengah IF. Kemudian sinyal gambar yang termodulasi
amplitudo ini diserahkan didalam detektor video. Keluaran detektor video adalah
sinyal video yang warnanya termultiplexi seluruhnya mencakup komponenkomponen
Y dan C.
· MEMISAHKAN SINYAL C. Keluaran penguat video Y adalah
sinyal luminansi tanpa sinyal warna, alasannya adalah bahwa respons
penguat dibatasi pada frekuensi-frekuensi dibawah 3,2 MHz. Karena
sinyal C adalah pada 3,58 MHz ia tidak diperkuat dalam penguat video
Y akan tetapi perhatikan bahwa beberapa penerima berwarna memiliki
penapis sisir untuk memperbaiki resolusi sinyal Y.
Gambar. Pemisahan Sinyal Luminansi Y dan Sinyal Krominansi
3,58 MHz pada Keluaran Detektor Video dalam Penerimaan.
· DEMODULASI SEREMPAK. Demodulasi serempak (sinkron)
hanyalah suatu istilah lain untuk deteksi.bila suatu sinyal termodulasi
Rangkaian
penerima
monokrom
Penguat
bandpass
krominasai
3,58 MHz
Penguat
video Y dan
O sampai 3,2
MHz
Sinyal Y
Sinyal C
dipancarkan tanpa gelombang pembawa atau pembawea
tambahannya,gelombang pembawa mula-mula harus disisipkan
kembali pada penerima untuk mendeteksi modulasi.
· DEMODULATOR B-Y DAN R-Y.banyak penerima mendekode
sinyal kroma 3,58 MHz menjadi sinyal video B-Y dan R-Y, sebagai
pengganti I dan Q.lebar bidang(bandwitch)dari penguat bandpass
kroma umumnya dibatasi sampai 3,58 ± 0,5 MHz.selanjutnya lebar
bidang tambahan dari sinyal I tidak digunakan lagi.
Video B-Y adalah suatu campuran warna yang dekat ke biru.sudut fasa
untuk corak B-Y tepatnya adalah 180 derajad berlawanan dengan fase ledakan
penyelarasan warna.akibatnya, adalah relatif mudah untuk menguji dalam 3,58
MHz pada fasa B-Y.
Sinyal video R-Y adalah suatu campuran warna yang dekat ke merah.sudut fasa
untuk corak R-Y tepatnya adalah 90 derajad dari fasa B-Y.
ENCODING PEMANCAR DECODING PENERIMA
1. Video R, G dan B dari kamera
2. Video Y, I dan Q dari matrix
3. I dan Q memodulasi sinyal
krominasi 3,58 MHz
4. Sinyal T yang warnanya
termultipleksi bersama sinyal
Y dan sinyal C 3,58 MHz
5. Sinyal antena adalah
pembawa gambar RF yang
dimodulasi oleh sinyal T yang
warnanya termultipleksi
1. Sinyal antena adalah pembawa gambar
RF yang di modulasi oleh sinyal T
yang warnanya termultipleksi
2. Pembawa gambar yang termodulasi
diserahkan dalam detektor video
3. Demodulator-demodulator serempak
untuk sinyal C 3,58 MHz melengkapi
video B-Y dan R-Y yang mana
digabungkan untuk G-Y
4. Video B-Y, R-Y dan G-Y
ditambahkan ke video Y
menghasilkan video R, G dan B
5. Merah hijau dan biru bersama
campuran warnanya pada layar warna
tabung gambar
JENIS SINYAL-SINYAL VIDEO BERWARNA
Jenis utama dari sinyal-sinyal video berwarna harus mencakup warnawarna
dasar karena sistem dimulai dengan tegangan-tegangan,R,B,dan G pada
tabung kamera dan berakhir dengan R, B dan G pada tabung gambar.Tetapi
campuran-campuran warna digunakan untuk encoding dan dekoding.Alasannya
adalah bahwa dua sinyal campuran warna dapat memiliki semua informasi warna
dari ketiga warna dasar, yang meperbolehkan sinyal ketiga menjadi sinyal Y
untuk luminansi.
· SINYAL I. Tegangan video berwarna ini dihasilkan dalam matrik
pemancar sebagai kombinasi merah,hijau dan biru.
I = 0,06R - 0,28G - 0,32B
Tanda minus menunjukan penambahan tegangan video dari polaritas
yang negatif.Dengan polaritas + I,sinyal mencakup merah dan kurang
biru atau kuning.Mereka bergabung untuk menghasilkan jingga. Pada
sinyal – I polaritas terbalik untuk semua komponen-komponen
dasar.Berarti gabungan tersebut mencakup hijau dan biru untuk cyan
dikurangi merah yang mana adalah cyan.
· SINYAL Q. Tegangan-tegangan warna dasar digabungkan dalam
matrik pemancar dalam proporsi:
Q = 0,21R - 0,52G + 0,31B
Dengan polaritas +Q sinyal ini mencakup minus hijau atau mmagenta
bersama mereah dan biru.Mereka bergabung untuk membentuk corakcorak
yang ungu.Untuk sinyal – Q polaritas ini terutama hijau
bersama minus biru atau kuning.Gabungannya adalah kuning hijau.
· SINYAL B-Y.Corak sinyal ini adalah terutama biru,akan tetapi dia
merupakan suatu capuran warna yang disebabkan oleh komponen –
Y.Bila kita menggabungkan 100 % biru dengan komponen dasar dari
sinyal Y, kita peroleh:
B-Y = 1,00B - (0,30R + 0,59B + 0,11B)
= -0,30R - 0,59G + 0,89B
Bila digabungkan –R dan –G sama dengan komppone3n kuning yakni
biru. Tapi sedikit lagi minus hijau menggeser corak menuju magenta
dan menghasilkan suatu biru yang keunguan.
· SINYAL R-Y.Corak R-Y adalah merah keunguan.Pengabungan
merah dengan komponen-komponen dasar sinyal Y menghasilkan
R-Y = 1,00R - (0,30R + 0,59G + 0,11B)
= 0,70 - 0,59G - 0,11B
Minus hijau adalah magenta yang mana digabungkan dengan merah
guna menghasilkan suatu merah keunguan untuk polaritas positif dari
sinyal R-Y. Polaritas sinyal R-Y yang berlawanan memiliki corak
cyan-biru.
· SINYAL G-Y.Pengabungan sinyal –Y dan 100% G menghasilkan
corak sinyal G-Y adalah hijau kebiru-biruan.Polaritas kebalikannya
adalah merah keungu-unguan.
G-Y = 1,00G - (0,30R + 0,59G + 0,11B)
= -0,30R + 0,416G - 0,11B
Corak sinyal G-Y adalah hijau kebiru-biruan, polaritas kebalikannya
adalah merah keungu-unguan.
Pertanyaan
Apa yang membedakan televisi hitam putih dengan televisi berwarna?
Jawab :
Pada televisi hitam putih tidak terdapat sinyal I, sinyal Q, sinyal B-Y, sinyal R-Y,
siyal G-Y, bagian matriks, encoding dan decoding. Pada televisi hitam putih
hanya terdapat 1 tabung elektron, hanya menggunakan bagian luminansi, syarat
transmisi sinyalnya lebih ringan. Sedangkan pada televisi berwarna terdapat
sinyal-sinyal tersebut serta terdapat bagian matriks, decoding dan encoding
informasi gambar. Pada televisi berwarna juga memiliki minimal 3 tabung
elektron masing-masing untuk warna merah, hijau dan biru serta terdapat bagian
luminansi dan bagian krominansi.
KONSEP JARINGAN KOMPUTER
Jika bekerja dengan komputer yang tidak dihubungkan dengan komputer
lain, maka dapat dikatakan bekerja secara stand alone. Jika komputer
dihubungkan dengan komputer dan peralatan lain sehingga membentuk suatu
grup, maka ini disebut sebagai network (jaringan). Sedangkan bagaimana
komputer tersebut bisa saling berhubungan serta mengatur sumber yang ada
disebut sebagai sistem jaringan (networking).
Bila komputer yang saling berhubungan berada dalam satu lokasi seperti
dalam satu gedung disebut sebagai Local Area Network (LAN). Jika grup-grup
komputer saling berhubungan dari satu lokasi dengan lokasi lain, misalnya kantor
pusat yang berada di Jakarta berhubungan dengan kantor cabang yang berada di
Jogja, disebut sebagaiWAN (Wide Area Network).
Untuk bisa membangun sebuah jaringan komputer, diperlukan pemahaman
tentang tipe dan arsitektur jaringan komputer yang sesuai dengan kondisi tempat
dimana jaringan itu akan digunakan. Hal ini penting karena tipe dan arsitektur
sebuah jaringan menentukan perangkat apa yang harus disediakan untuk
membangun jaringan tersebut.
Tipe Jaringan Komputer
Menurut fungsi komputer pada sebuah jaringan, maka tipe jaringan komputer
dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
· Jaringan peer to peer atau point to point
· Jaringan client-server
1.Jaringan Peer to Peer
Pada jaringan peer to peer setiap komputer yang terhubung pada jaringan
dapat berkomunikasi dengan komputer-komputer lain secara langsung tanpa
melalui komputer perantara. Pada jaringan tipe ini sumber daya komputer terbagi
pada seluruh komputer yang terhubung dalam jaringan tersebut, baik sumber daya
yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak dan datanya.
Pada prinsipnya komputer yang terhubung dalam jaringan peer to peer
mampu untuk bekerja sendiri sebagai sebuah komputer stand alone. Untuk
membangun jaringan seperti ini bisa menggunakan komputer-komputer yang
memiliki kemampuan yang setara karena keamanan dalam jaringan diatur dan
dikontrol oleh masing-masing komputer.
Tipe jaringan seperti ini sesuai untuk membangun sebuah workgroup dimana
masing-masing pengguna komputer bisa saling berbagi pakai penggunaan
perangkat keras komputer. Gambar di bawah ini menunjukkan skema logika
sebuah jaringan peer to peer.
: :
: :
Gambar. Tipe Jaringan Peer to Peer
Dari gambar diatas di atas tampak bahwa masing-masing komputer dalam
sebuah jaringan peer to peer terhubung secara langsung ke seluruh komputer yang
terdapat dalam jaringan.
Komputer-1 Komputer-2
Komputer-3 Komputer-4
1.2 Jaringan Client – Server
Berbeda dengan jaringan peer to peer, pada jaringan client-server terdapat
sebuah komputer yang berfungsi sebagai server sedangkan komputer-komputer
yang lain berfungsi sebagai client. Sesuai namanya maka komputer server
berfungsi dan bertugas melayani seluruh komputer yang terdapat dalam jaringan
tersebut. Adapun bentuk pelayanan yang diberikan komputer server adalah:
· Disk sharing, yaitu berupa penggunaan kapasitas disk secara bersamasama
pada komputer client.
· Print sharing, yaitu berupa penggunaan perangkat printer secara bersamasama.
· Penggunaan perangkat-perangkat lain secara bersama-sama, demikian pula
dengan data dan sistem aplikasi yang ada.
· Mengatur keamanan jaringan dan data dalam jaringan.
· Mengatur dan mengontrol hak dan waktu akses perangkat-perangkat yang
ada dalam jaringan.
Pada sebuah jaringan komputer dimungkinkan untuk digunakan lebih dari satu
server, bahkan dengan kemampuan dan fasilitas yang berbeda.
Sedangkan komputer-komputer client sesuai dengan namanya menerima
pelayanan dari komputer server. Komputer–komputer ini disebut juga dengan
workstation, yaitu komputer dimana pengguna jaringan dapat mengakses dan
memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh komputer server. Dalam sebuah
jaringan komputer biasanya workstation menggunakan komputer yang memiliki
kemampuan lebih rendah dari server, meskipun tidak selalu demikian.
: :
:
: :
Gambar. Tipe Jaringan Client-Server
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa komputer-komputer dalam
jaringan (client) dapat saling berkomunikasi melalui perantara komputer server.
Jika komputer server tidak aktif, maka komputer-komputer client tidak akan dapat
saling berkomunikasi.
Arsitektur Jaringan Komputer
Arsitrektur sebuah jaringan komputer dibedakan menjadi arsitektur fisik
dan arsitektur logic. Arsitektur fisik berkaitan dengan susunan fisik sebuah
jaringan komputer, biasa juga disebut dengan topologi jaringan. Sedangkan
arsitektur logic berkaitan dengan logika hubungan masing-masing komputer
dalam jaringan. Bentuk-bentuk arsitektur jaringan secara fisik adalah sebagai
berikut:
· Topologi Bus
· Topologi Ring
· Topologi Star
Topologi Bus
Pada topologi bus seluruh komputer dalam sebuah jaringan terhubung
pada sebuah bus atau jalur komunikasi data (kabel). Komputer-komputer tersebut
Client-1 Client-2
Server
Client-3 Client-4
berkomunikasi dengan cara mengirim dan mengambil data sepanjang bus
tersebut.
Topologi ini merupakan topologi jaringan yang paling sederhana dan biasanya
jaringan ini menggunakan media yang berupa kabel coaxial. Gambar dibawah
menunjukkan bentuk jaringan dengan topologi bus.
: : : :
Gambar. Bentuk Jaringan dengan Topologi Bus
Karena seluruh proses komunikasi data menggunakan satu bus (jalur) saja
maka topologi ini memiliki kelemahan pada tingkat komunikasi data yang cukup
padat. Pada kondisi lalu lintas data yang padat kemungkinan terjadinya tabrakan
komunikasi antar beberapa komputer menjadi sangat besar. Hal ini akan berakibat
turunnya kecepatan lalu lintas data, yang pada akhirnya akan menurunkan kinerja
jaringan secara keseluruhan. Kelemahan lain dari topologi ini adalah jika terjadi
gangguan atau kerusakan pada salah satu lokasi (titik) dalam jaringan maka akan
mempengaruhi jaringan secara keseluruhan, bahkan ada kemungkinan komunikasi
dalam jaringan akan terhenti sama sekali.
Topologi Ring
Pada topologi ini seluruh komputer dalam jaringan terhubung pada sebuah
jalur data yang menghubungkan komputer satu dengan lainnya secara sambungmenyambung
sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah cincin atau ring.
Dalam sistem jaringan ini data dikirim secara berkeliling sepanjang jaringan.
Setiap komputer yang akan mengirim data ke komputer lain dalam jaringan akan
menempatkan data tersebut ke dalam ring ini. Selanjutnya komputer yang dituju
akan mengambil data tersebut dari ring. Seperti halnya dengan jaringan bus,
jaringan ini memiliki kelemahan di mana bila terjadi gangguan pada salah satu
titik atau lokasi dalam jaringan maka akan mempengaruhi jaringan secara
keseluruhan. Namun demikian jaringan ini memiliki kecepatan yang lebih baik
bila dibandingkan dengan jaringan topologi bus. Gambar dibawah ini
menunjukkan bentuk jaringan ring.
: :
: :
Gambar . Bentuk Jaringan dengan Topologi Ring
Topologi Star
Berbeda dengan kedua topologi di atas yang menggunakan satu bus untuk
berkomunikasi, dalam topologi ini masing-masing komputer dalam jaringan
dihubungkan ke pusat atau sentral dengan menggunakan jalur (bus) yang berbeda.
Komunikasi jaringan diatur di sentral jaringan. Dengan digunakannya jalur yang
berbeda untuk masing-masing komputer, maka jika terjadi gangguan atau masalah
pada salah satu titik dalam jaringan tidak akan mempengaruhi bagian jaringan
yang lain. Topologi jaringan seperti ini memungkinkan kecepatan komunikasi
data yang lebih baik jika dibandingkan topologi yang lain. (bus dan ring).
Kelemahan dari topologi ini adalah bahwa kinerja jaringan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan sentral atau dari jaringan tersebut. Gambar 1.5 menunjukkan
bentuk jaringan dengan topologi star.
Komputer-1 Komputer-2
Komputer-3 Komputer-4
: :
:
: :
Gambar. Bentuk Jaringan dengan Topologi Star
Sedangkan arsitektur jaringan komputer secara logika ada bermacammacam,
bahkan terus dikembangkan bentuk-bentuk jaringan baru. Beberapa
bentuk arsitektur jaringan yang telah ada adalah:
· Arsitektur ArcNet
· Arsitektur TokenRing
· Arsitektur Ethernet
· Arsitektur FDDI
· Arsitektur ATM, dan lain-lain.
Dari bentuk-bentuk arsitektur tersebut, arsitektur ArcNet, TokenRing dan Ethernet
merupakan arsitektur yang banyak dikenal di Indonesia, terutama arsitektur
Ethernet.
Arsitektur ArcNet
Arsitektur jaringan ini mungkin sudah tidak begitu populer lagi meski
sebenarnya juga masih dikembangkan. Arsitektur ini dikembangkan oleh
Datapoint Corp. dan standarisasinya tidak diterbitkan oleh IEEE (Institute of
Electrical and Electronics Engineer), yaitu sebuah lembaga internasional yang
mengatur standarisasi untuk perangkat dan teknlogi informasi. Jaringan ini
Komputer-3 Komputer-4
Komputer-1 Komputer-2
Server
merupakan jaringan yang simple dan murah, namun jaringan ini tidak cocok untuk
kondisi yang membutuhkan kecepatan transfer data yang tinggi karena kelemahan
jaringan ini adalah memiliki kecepatan transfer data yang rendah, yaitu kurang
lebih 2,5 Mbps.
Arsitektur jaringan ini bisa bekerja dengan topologi jaringan bus maupun
star dengan menggunakan media komunikasi berupa kabel coaxial RG-62A/U
yang memiliki impedansi 93 ohm. Pada jaringan dengan menggunakan topologi
bus digunakan komponen tambahan yang berupa terminator bernilai 93 ohm pada
kedua ujung jaringan. Pada topologi star digunakan perangkat tambahan berupa
hub, baik aktif hub maupun pasif hub. Kedua hub ini memiliki perbedaan dalam
hal penguatan sinyal data sehingga jangkauan di antara keduanya pun berbeda.
Untuk jaringan yang menggunakan topologi bus dengan menggunakan kabel
coaxial RG-62A/U, panjang keseluruhan rentang kabel maksimal adalah 1000 feet
(kurang lebih 300 meter) dengan jumlah titik (node) di sepanjang rentang tersebut
maksimal 8 titik. Gambar dibawah menunjukkan bentuk jaringan ArcNet dengan
topologi bus.
:: :
Terminator
93 ohm
maksimal 1000 feet
Gambar . Bentuk Jaringan ArcNet dengan Topologi Bus
Komputer-1 Komputer-2 Komputer-8
Kabel Coax
RG-62A/U
T-BNC Connector
Terminator 93 ohm
Sedangkan pada jaringan dengan topologi star digunakan perangkat tambahan
berupa hub sebagai sentral atau concentrator dari jaringan. Seluruh komputer
yang menjadi bagian dari jaringan ini terhubung ke hub tersebut dengan
menggunakan kabel coaxial RG-62A/U. Jarak maksimal antara hub dengan
komputer adalah 2000 feet untuk jaringan yang menggunakan active hub;
sedangkan untuk jaringan yang menggunakan passive hub jaraknya lebih pendek,
yaitu kurang lebih 100 feet. Jumlah komputer yang bisa terhubung dalam jaringan
ditentukan oleh jumlah port pada hub yang digunakan. Bentuk jaringan ArcNet
dengan topologi star dan menggunakan active hub sebagai concentrator-nya dapat
dilihat pada gambar 1.7 di atas.
Arsitektur Token Ring
Jaringan Token-Ring dikembangkan oleh IBM dan standarisasi yang
digunakan adalah standar IEEE 802.5. Meskipun menggunakan topologi star
dengan menggunakan perangkat hub atau concentrator, namun pada dasarnya
seluruh komputer yang terhubung dalam jaringan berada dalam satu lingkaran
(ring). Sebagai media komunikasi dalam jaringan Token-Ring bisa digunakan
kabel STP (Shielded Twisted Pair) maupun UTP (Unshielded Twisted Pair).
Data dalam jaringan dikirim oleh masing-masing komputer yang
kemudian berjalan melingkar ke komputer-komputer yang lain untuk kemudian
data tersebut akan diambil oleh komputer yang dituju atau yang membutuhkan.
Pola transmisi ini tetap berlaku meskipun digunakan topologi star. Jaringan ini
memiliki keunggulan dalam hal kecepatan transfer data, yaitu kurang lebih
sebesar 16 Mbps. Untuk penggunaan kabel UTP maupun STP, jarak maksimal
antar hub dengan komputer adalah kurang lebih 100 meter.
Seperti halnya pada jaringan ArcNet, pada jaringan Token-Ring juga bisa
menghubungkan sebuah hub dengan hub yang lain. Jarak maksimal antar hub yan
satu dengan lainnya kurang lebih 45 meter. Untuk menjaga proses transfer data
yang melingkar maka harus dipasang kabel loopback dari hub yang terakhir ke
hub yang pertama. Gambar rangkaian arsitektur Token-Ring dapat dilihat pada
gambar di atas.
Komponen Jaringan Komputer
Untuk membangun sebuah jaringan komputer maka dibutuhkan
komponen-komponen penunjang yang memungkinkan komputer-komputer
tersebut dapat berkomunikasi. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai
berikut:
· Perangkat Komputer
· Kartu Jaringan (NIC/Network Interface Card)
· Media Komunikasi
· Sistem Operasi Jaringan
Perangkat Komputer
Sesuai dengan fungsinya, perangkat komputer yang terdapat dalam sebuah
jaringan komputer dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Komputer Server, yaitu komputer yang berfungsi untuk melayani dan
mengatur jaringan komputer tersebut.
b) Komputer Workstation, yaitu komputer yang berfungsi sebagai tempat di
mana para pengguna komputer jaringan bisa bekerja.
Kedua jenis komputer di atas dihubungkan sedemikian rupa sehingga
dapat saling berkomunikasi dengan arsitektur seperti telah diuraikan sebelumnya.
Pada beberapa kondisi, jaringan tidak membutuhkan komputer server. Misalnya
pada jaringan workgroup, di mana masing-masing komputer dapat menjalin
kerjasama tanpa bantuan komputer server sebagai perantara.
Perangkat komputer server dibedakan menjadi dua, yaitu:
· Dedicated Server, yaitu komputer server yang hanya berfungsi sebagai
server.
· Non-Dedicated Server, yaitu komputer server yang sekaligus juga
berfungsi sebagai komputer workstation sehingga memungkinkan seorang
pengguna komputer bekerja pada komputer server.
Kartu Jaringan
Agar sebuah komputer dapat terhubung ke suatu jaringan maka komputer
tersebut harus dilengkapi dengan perangkat yang berupa kartu jaringan atau NIC
(Network Interface Card). Kartu ini berupa sebuah kartu ekspansi yang dipasang
pada salah satu slot ekspansi pada mainboard komputer. Jenis kartu yang
dipasang pada komputer tersebut harus sesuai dengan jaringan yang akan
dibangun. Misalnya untuk komputer yang akan digunakan pada sebuah jaringan
ethernet maka di situ harus dipasang kartu jaringan jenis ethernet. Demikian pula
untuk jaringan ArcNet dan Token-Ring, kartu yang yang digunakan adalah kartu
jaringan ArcNet dan Token-Ring.
Pada kartu jaringan terdapat konektor yang berfungsi untuk memasang
kabel komunikasi dalam jaringan. Konektor yang tersedia sesuai dengan jenis atau
tipe kabel yang digunakan. Misalnya untuk kartu jaringan yang akan digunakan
pada jaringan dengan menggunakan kabel BNC digunakan kartu jaringan yang
memiliki konektor BNC.
Media Komunikasi (Pengkabelan)
Sebagai media komunikasi dan transfer data dalam jaringan komputer
tersedia bermacam-macam media, seperti kabel, gelombang frekuensi dan
sebagainya. Media yang paling banyak digunakan adalah kabel. Media ini paling
banyak digunakan karena di samping murah dan mudah didapat, media ini juga
memiliki kemudahan dalam instalasinya. Kabel yang bisa digunakan pun ada
bermacam-macam dengan kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda pula.
Misalnya kabel coaxial berbeda kemampuan dan karakteristiknya dengan kabel
UTP. Media lain yang bisa digunakan adalah fiber optik, yaitu kabel yang terbuat
dari bahan fiber. Dan juga media infra red, yaitu dengan memanfaatkan sinar infra
merah.
Concentrator
Perangkat ini lebih sering disebut dengan hub. Perangkat ini digunakan
sebagai sentral atau concentrator dalam jaringan. Sebagai sentral jaringan,
perangkat ini juga berfungsi untuk mengatur jalannya komunikasi dan transfer
data dalam jaringan tersebut. Pada perangkat ini terdapat port-port tempat
terhubungnya komputer dan perangkat dalam jaringan. Jumlah komputer yang
bisa terhubung dalam hub sesuai dengan jumlah port yang ada pada hub tersebut.
Misalnya, hub dengan kapasitas 8 port hanya bisa digunakan untuk
menghubungkan delapan komputer.
Namun demikian kita bisa juga menghubungkan beberapa hub (cascade)
untuk menambah jumlah kapasitas port yang ada. Misalnya kita bisa
menghubungkan dua buah hub berkapsitas 16 port sehingga keseluruhan kapasitas
hub tersebut menjadi dua kalinya.
Sistem Operasi Jaringan
Sebagaimana halnya dengan perangkat komputer yang bisa beroperasi
setelah ada sistem operasi, maka sebuah jaringan pun dapat bekerja setelah ada
sistem operasi yang mengaturnya. Sistem operasi pula yang mampu membedakan
arsitektur suatu jaringan dan mampu memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada
pada jaringan. Misalnya, sistem operasi bisa membedakan antara jaringan
Ethernet dan Token-Ring. Sistem operasi itu juga dapat mengatur pemanfaatan
fasilitas jaringan seperti print server untuk berbagi pakai perangkat printer dan
lain sebagainya.
Saat ini banyak beredar sistem operasi untuk jaringan. Mulai dari sistem
operasi jaringan untuk workgroup sampai sistem operasi untuk sebuah jaringan
yang sangat besar, seperti Novell Netware dari Novell dengan dedicated servernya,
window NT dari microsoft dan Unix yang terkenal dengan sistem multiuserJurusan
nya. Mengingat pemanfaatan jaringan komputer yang sudah sedemikian besar,
maka beberapa sistem operasi seperti Microsoft Windows menyediakan fasilitas
untuk membangun sebuah workgroup.
Seluruh komponen jaringan di atas saling berhubungan satu sama lain dan
tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Namun demikian hubungan komponenkomponen
tersebut tidaklah mengikat. Maksudnya adalah bahwa perubahan pada
salah satu komponen bisa dilakukan tanpa harus melakukan perubahan pada
komponen yang lain. Misalnya, kita bisa mengganti sistem operasi jaringan tanpa
harus mengganti instalasi jaringan yang sudah ada. Hal ini bisa dimungkinkan
karena masing-maisng komponen menempati lapisan tersendiri dalam jaringan.
Oleh sebab itu untuk menjaga konektivitas di antara lapisan-lapisan
tersebut ada standar yang digunakan. Ada beberapa standarisasi yang beredar
sekarang ini yaitu misalnya OSI dan DOD. Meski banyak beberapa standarisasi,
yang lebih banyak digunakan adalah standar dari OSI (Open System
Interconnection) dengan 7 layer-nya yang dikeluarkan oleh ISO (International
Standarisasi Organization).
Gambar. Susunan Lapisan Jaringan Model OSI
Application
Presentation
Session
Transport
Network
Data Link
Physical
Ketujuh lapisan jaringan model OSI tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
· Application, merupakan lapisan jaringan yang tertinggi. Pada lapisan ini
terdapat sistem aplikasi yang memiliki dan menggunakan data dalam
jaringan. Lapisan ini menjadi titik masuknya sebuah pesan ke dalam
jaringan.
· Presentation, pada lapisan ini data yang diterima oleh lapisan application
ditentukan format datanya sebelum dikirim pada jaringan. Format ini
berupa format data untuk dipresentasikan, terutama format data yang
berupa gambar.
· Session, lapisan ini bertugas mengatur sesi komunikasi data di antara
station (komputer-komputer) yang saling berkomunikasi, yaitu mengatur
kapan sebuah sesi komunikasi dibuka atau diputus.
· Transport, lapisan ini bertugas mengatur urutan pengiriman data dalam
jaringan. Lapisan ini juga berfungsi untuk mengontrol kemungkinan
terdapatnya duplikat data yang dikirim sehingga tidak terjadi pengiriman
data yang kembar.
· Network, pada lapisan ini data yang diterima dari lapisan di atasnya
dipecah menjadi paket-paket data untuk dikirim melalui lapisan di
bawahnya. Pada lapisan ini paket-paket data tersebut dilengkapi dengan
alamat asal dan alamat yang akan dituju oleh paket-paket data tersebut.
· Data Link, pada lapisan ini terjadi proses pengkodean data yang dikirim/
diterima. Pada lapisan ini pula terdapat fungsi error detection
(pendeteksian kesalahan).
· Physical, merupakan lapisan paling bawah dalam struktur lapisan jaringan.
Lapisan ini berupa perangkat keras koneksi jaringan, seperti kabel, hub
dan lain-lain.
Lapisan-lapisan jaringan di atas pada dasarnya tersusun menjadi sebuah
bahasa atau protocol dalam jaringan, yaitu suatu bahasa yang memungkinkan
terjadinya suatu komunikasi dalam jaringan.
Teknologi Satelit untuk Berbagai Aplikasi di Masa Depan
1. Pendahuluan
Dewasa ini, pelayanan telekomunikasi mempunyai peran yang sangat
penting dalam modernisasi kehidupan manusia dan menjadi sangat diperlukan
dalam tiap aspek kehidupan seperti bisnis, perdagangan, rumah tangga, industri,
dan sebagainya. Secara tradisional, pengembangan-pengembangan infrastruktur
jaringan telekomunikasi selama ini menggunakan teknologi terrestrial, tetapi
disadari bahwa penyebaran teknologi semacam itu memerlukan biaya investasi
yang sangat tinggi dan waktu pengembangan yang lama. Teknologi terrestrial
seperti wirelines secara umum telah menunjukkan kinerja yang sangat bagus
dalam mengakomodasikan pelayanan umum. Sejak tahun 1990, teknologi satelit
dipandang sebagai salah satu teknologi yang sesuai untuk menyediakan solusi
yang memadai di beberapa negara.
Pada masa yang lalu, aplikasi-aplikasi satelit kebanyakan digunakan untuk
komunikasi jarak jauh (trunk to trunk) dan sejak tahun 1990 sistem-sistem
aplikasi satelit telah mampu diperbaiki secara dramatik disebabkan oleh kemajuan
dalam teknologi satelit, dan pada akhirnya telah mengubah situasi bisnis satelit.
Semua perubahan tersebut terjadi karena didorong oleh meningkatnya permintaan
para konsumen untuk hidup dengan kualitas yang lebih baik dan lebih praktis.
Berbagai aplikasi satelit jenis baru telah tersedia di pasaran seperti : Satellite
Mobile Communication, aplikasi multi media, aplikasi transaksi, dan berbagai
aplikasi spesifik (penginderaan jarak jauh, meteorologi, GPS,
kedaruratan/emergency).
Kecenderungan akhir-akhir ini dalam sistem-sistem satelit adalah meliputi
ketentuan-ketentuan pelayanan satelit langsung ke pengguna akhir dan
menyediakan pelayanan-pelayanan dalam cakupan skala regional maupun skala
global. Pada dasawarsa yang lalu, ukuran stasiun bumi masih berupa antena besar
dengan diameter 10-20 meter, tetapi saat ini ukurannya hanya sebesar telepon
genggam. Sebaliknya ukuran dan berat satelit menjadi jauh lebih besar dan sangat
canggih. Sebagai gambaran, pada dasawarsa 1970-an, satelit dengan 12
transponder memiliki berat sekitar 200 kg, tetapi sekarang berat satelit bisa
mencapai lebih dari 2 ton dengan muatan 10 kW. Kemajuan teknologi dalam
bidang elektronik dan teknologi pesawat peluncur satelit memungkinkan
kemajuan yang pesat dalam teknologi satelit.
Komunikasi satelit akan memainkan peranan yang sangat penting dalam
infrastruktur informasi global dalam menyediakan pelayanan-pelayanan global,
personal, dan mobile, melalui akses langsung atau bergabung dengan sistem
komunikasi terrestrial melalui apa yang disebut sebagai gateways. Dengan
kemajuan teknologi pemroses digital berkecepatan tinggi untuk video
menggunakan teknologi kompresi video digital (digital video compression),
transmisi radio menghadapi perubahan dalam berbagai aspek industri penyiaran
(broadcasting).
2. Cara Kerja Sistem Satelit
Gambar. Kerja Sistem Satelit
Gambar diatas menunjukkan proses perjalanan suatu sinyal dari
Transmitter(TX) menuju Receiver(RX) dengan menggunakan sistem satelit.
Apabila ada suatu informasi yang akan dikirim dari TX menuju RX sedangkan
jarak antara keduanya sangat jauh (berada pada belahan bumi lain), maka sinyal
tidak dapat dikirim secara langsung. Seperti yang telah kita ketahui bahwa bentuk
bumi adalah bulat dan sinyal frekwensi tinggi sifatnya LOS (Line Of Sight)
sehingga sinyal hanya merambat lurus dan tidak dapat dibelokkan. Agar sinyal
sampai ke tujuan maka dibutuhkan suatu repeater yang fungsinya menerima sinyal
dari TX, mengubah frekwensi, menguatkan dan memancarkan kembali sehingga
dapat diterima oleh RX. Bila jarak antara TX dan RX terlalu jauh maka tidak
cukup hanya dengan satu repeater saja, hal ini dikarenakan oleh keterbatasan
daya pancaran repeater dan kondisi geografis bumi sehingga diperlukan lebih dari
satu repeater. Dengan banyaknya repeater gangguan yang muncul makin banyak
dan delay timenya juga makin besar, maka untuk mengatasi kasus ini digunakan
sistem satelit yang berada di angkasa luar yang berperan sebagai pengganti
stasiun repeater yang ada di bumi.
Sinyal dari TX yang dikirim ke Satelit (Up Link) menggunakan frekwensi
±6 GHz dan sinyal dari satelit menuju ke RX (Down Link) menggunakan
frekwensi ±4 GHz. Kedua sinyal ini frekwensinya sengaja diubah oleh satelit,
karena jika frekwensi yang digunakan sama, maka akan terjadi interferensi
sehingga informasi yang dibawa tidak akan sampai ke tujuan.
System antenna satelit menggunakan dua macam yaitu jenis
omnidirectional sebagai antenna penerima dan jenis bidirectional sebagai sebagai
antenna pemancar. Antenna penerima berfungsi menerima sinyal dari berbagai
stasiun pemancar yang ada di bumi, sedangkan antenna pemancarnya hanya
diarahkan pada suatu daerah atau negara tertentu saja. Antenna yang digunakan di
bumi (TX dan RX) keduanya menggunakan antenna bidirectional yaitu samasama
diarahkan pada salah satu satelit yang digunakan.
3. Perkembangan aplikasi-aplikasi satelit komunikasi
Telah hampir 40 tahun sejak satelit di dunia diluncurkan, sejak saat itu
pula berbagai aplikasi satelit dikembangkan. Dan sejak tahun 1964, hampir semua
satelit komunikasi berada pada posisi Geostasionary Earth Orbit (GEO). Posisi
GEO ini kira-kira berada pada ketinggian 35000 km di atas permukaan bumi.
Orbit-orbit pada posisi ini menyederhanakan sistem-sistem operasi dan
infrastruktur stasiun bumi. Tiga atau 4 satelit GEO dapat menyediakan cakupan
pelayanan telekomunikasi untuk seluruh dunia. GEO menjadi sangat padat, karena
kemampuan antena stasiun bumi untuk membeda-bedakan antara satelit-satelit
tersebut dibatasi oleh ukuran antena. Karena keterbatasan orbit geostasioner ini,
beberapa produsen satelit mengajukan usulan untuk memanfaatkan orbit-orbit
yang lebih rendah baik Low Earth Orbit (LEO, 1000 km dari bumi) maupun
Medium Earth Orbit (MEO, 10000 km dari bumi) untuk menempatkan satelitsatelit
komunikasi yang mereka produksi. Masing-masing jenis orbit tersebut
memiliki beberapa keuntungan dan kerugian sendiri-sendiri dan ini tergantung
pada aplikasi-aplikasi satelit yang akan dikembangkan.
Pada masa yang lalu, aplikasi satelit GEO kebanyakan digunakan untuk
komunikasi analog jarak jauh atau penyiaran TV analog. Bersamaan dengan
perjalanan waktu, generasi pertama digunakan untuk melayani wilayah rute tidak
padat. Pada waktu itu pelayanan percakapan telepon dan faksimil merupakan
aplikasi paling utama yang digunakan oleh perusahaan telekomunikasi.
Perkembangan teknologi baru seperti piranti elektronik digital dan pesawat
peluncur satelit telah secara dramatis mengubah penggunaan aplikasi-aplikasi
satelit dari aplikasi data kecepatan rendah sampai aplikasi data berkecepatan skala
gigabit. Munculnya permintaan-permintaan atas berbagai aplikasi satelit telah
mendorong para produsen satelit untuk melaksanakan konsep-konsep baru dan
menerapkan teknologi-teknologi yang lebih efektif biayanya seperti improve
power (EIRP and linearity), lifetime (lebih dari 15 tahun), serta pemakaian ulang
polarisasi dan frekuensi, maupun fleksibilitas muatan.
4. Aplikasi-aplikasi Satelit di masa depan
Hampir 30 tahun Fixed Satellite Services (FSS) telah digunakan untuk
menyediakan berbagai komunikasi di beberapa wilayah di dunia. Satelit-satelit
FSS ini berada pada lokasi orbit geostasioner (GEO) sehingga terminal bumi
dapat dijaga pada posisi yang tetap. Pada masa lalu, kebanyakan aplikasi FSS
adalah untuk menyediakan komunikasi-komunikasi dua arah (pelayanan
percakapan telepon, faksimil, komunikasi data) dan penyiaran TV.
Beratus-ratus satelit FSS telah diluncurkan pada lokasi di orbitnya masingmasing
oleh negara-negara maupun perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia.
Saat ini, celah orbit dari GEO telah penuh (padat) sehingga untuk pemilik satelit
baru sangat kesulitan untuk masuk dan menemukan celah orbit yang baru dan
tepat bagi satelitnya.
Kemajuan teknologi komputer dan elektronik telah mengubah situasi
bisnis satelit FSS. Sistem satelit FSS mempunyai kapasitas sangat besar dengan
harga sistem yang relatif rendah termasuk biaya penyediaan terminal.
Kecenderungan ini mengakibatkan sistem satelit FSS menjadi bisnis satelit yang
sangat menarik. Sistem-sistem satelit FSS menyediakan berbagai aplikasi pada
para pelanggan. Aplikasi-aplikasi tersebut tidak terbatas hanya untuk percakapan
telepon, faksimil, penyiaran TV, ataupun pelayanan komunikasi data berkecepatan
tinggi saja, tetapi juga meningkat ke pelayanan-pelayanan baru seperti
multimedia, direct to home (DTH), akses Internet, video conferencing, Satellite
News Gathering (SNG), frame relay, Digital Audio Broadcasting (DAB), dan
berbagai bentuk pelayanan baru lain yang memiliki nilai tambah. Contoh-contoh
berikut adalah aplikasi-aplikasi FSS yang telah tersedia di pasaran saat ini.
4.1. Pelayanan-pelayanan untuk penyiaran TV, faksimil dan percakapan
telepon.
Pada masa lalu, sistem satelit FSS digunakan untuk pelayanan-pelayanan
percakapan telepon, faksimil dan penyiaran TV. Dengan kemajuan teknologi fiber
optik dan pengembangan infrastruktur telekomunikasi terrestrial seperti kabel
bawah laut dan transmisi fiber optik bawah tanah, banyak sistem-sistem satelit itu
yang dimanfaatkan sebagai sistem guna memback-up sistem terrestrial. Memang
disadari bahwa sistem-sistem terrestrial adalah media transmisi paling bagus
untuk layanan percakapan telepon dibandingkan sistem satelit ditinjau dari segi
kualitas dan ketersediaan lebar pita. Karena alasan tersebut, permintaanJurusan
permintaan sistem satelit tumbuh dengan cepat dan menjadi infrastruktur yang
populer untuk pelayanan-pelayanan penyiaran TV global dan regional.
Kemajuan teknologi satelit saat ini dan dalam kerangka globalisasi
menghadapi era perdagangan bebas, telah mengubah penggunaan satelit dan
sekaligus mengubah situasi bisnis satelit. Sistem-sistem satelit FSS menjadi
infrastruktur telekomunikasi yang penting guna meningkatkan daya saing suatu
negara dan untuk merebut kesempatan-kesempatan bisnis baru dalam
menyediakan telekomunikasi global.
Ukuran stasiun bumi saat ini semakin kecil tergantung pada frekuensi yang
digunakan. Pada tahun 1975, ukuran antena berdiameter antara 10 - 13 meter atau
bahkan lebih, tetapi saat ini ukurannya hanya berdiameter 60 cm atau bahkan
kurang. Pada dasarnya kecenderungan pasar satelit sekarang adalah untuk
menyediakan pelayanan-pelayanan telekomunikasi langsung ke pelanggan. Para
pelanggan dapat menikmati pelayanan percakapan telepon, faksimil ataupun
komunikasi data sambil dalam waktu yang bersamaan juga menikmati siaran TV.
Karena keunggulan yang dimiliki sistem satelit FSS seperti misalnya : tidak
tergantung pada jarak dan dapat menyediakan layanan untuk semua cakupan
wilayah, sehingga sangat menarik bagi negara-negara dengan luas wilayah yang
besar, berpulau-pulau dan tingkat kepadatan penduduknya rendah.
4.2. Pelayanan-pelayanan multimedia satelit
Kemajuan-kemajuan teknologi multimedia telah meningkatkan
permintaan-permintaan berbagai pelayanan multimedia interaktif jenis baru.
Beberapa pelayanan multimedia tersebut antara lain seperti : Image viewers, full
motion video players, Audio players, high quality document readers. Dalam
beberapa kasus, jenis-jenis pelayanan multimedia harus dipilih disesuaikan
dengan keterbatasan lebar pita dan permintaan pasar.
Permintaan-permintaan pelayanan multimedia tumbuh dengan pesat, tetapi
dalam beberapa kasus ada kalanya sangat sulit untuk memenuhi permintaan
tersebut karena kesulitan yang dihadapi dalam menyediakan infrastruktur
multimedia. Pengembangan infrastruktur multimedia memerlukan biaya investasi
sangat besar dan waktu yang lama. Di negara-negara maju, pengembangan
infrastruktur multimedia tidak akan menghadapi berbagai masalah karena mereka
biasanya telah memiliki infrastruktur-infrastruktur jaringan telekomunikasi yang
telah mapan. Mereka bisa dengan mudah meningkatkan kemampuan jaringan
dengan berbagai cara. Sebaliknya kebanyakan negara-negara berkembang masih
menitik beratkan pada pengembangan infrastruktur telekomunikasi.
Mereka tidak memiliki dana yang mencukupi untuk diinvestasikan pada
jaringan multimedia seperti itu. Sistem satelit multimedia dapat menjadi solusi
untuk mengatasi penggunaan biaya investasi yang luar biasa besar, serta masalah
kelangkaan pendanaan dan lamanya waktu yang diperlukan untuk proyek tersebut
sehingga baik negara maju maupun negara berkembang dapat menyediakan
pelayanan-pelayanan multimedia untuk memenuhi permintaan pasar.
Aplikasi-aplikasi satelit multimedia telah dikembangkan sejak beberapa
tahun yang lalu. Pada dasarnya pelayanan-pelayanan multimedia dapat
dikatagorikan ke dalam aplikasi pasar bisnis dan aplikasi pasar hunian (residential
market). Sistem satelit multimedia digunakan tidak hanya untuk pelayananpelayanan
multimedia, tetapi juga dapat melibatkan beberapa operator dan
provider untuk bergabung dan bekerja bersama pada sistem satelit multimedia
antara operator telekomunikasi yang lain seperti: value added service provider,
akses internet, provider penyiaran TV atau video.
Secara teknis, satelit multimedia menggunakan teknik kompresi video
independen (misalnya MPEG I/II) dan mendukung baik point to point maupun
broadcast video. di samping itu, sistem ini memungkinkan untuk transmisi video
secara simultan, di samping menyediakan sistem video conferencing dua arah
dengan kemampuan multipoint dan asymmetric video.
Beberapa sistem satelit multimedia telah dioperasikan dan beberapa di
antaranya masih dalam tingkat pengembangan. Sebagai contohnya : JCSAT
Japan, Koreasat, Thaicom, Measat Malaysia, Super Bird Japan, Multimedia Asia
(M2A) Indonesia, Mabuhay Pilipina. Pada dasawarsa mendatang, sistem satelit
multimedia ini akan tumbuh dan menjadi trend dunia di beberapa negara.
4.3. Satelit Direct To Home (DTH)
Dewasa ini ada kecenderungan bahwa para pelaku bisnis penyiaran TV
skala global ingin mendistribusikan program-program TV ke seluruh penjuru
dunia dalam jangka waktu implementasi yang singkat. Itulah kenapa mereka
menggunakan teknologi Direct To Home (DTH) sebagai infrastruktur TV Link
untuk mengirimkan beratus-ratus program langsung ke rumah-rumah melalui
jaringan satelit.
Ditinjau dari sisi pelanggan, DTH mempunyai beberapa keuntungan, di
antaranya : para pelanggan dapat memilih berbagai macam program, berbagai
layanan dapat dilayani di manapun dan kapanpun selama masih pada sistem satelit
yang sama. Secara umum pelayanan-pelayanan yang ditawarkan oleh para
provider meliputi : program-program TV gratis (program lokal, regional, maupun
internasional beserta iklan-iklannya), TV pendidikan, Pay TV dan Video on
Demand (VOD) atau Pay Per View.
Pengiriman program dalam sistem DTH menggunakan teknologi kompresi
video digital, misalnya berbasis program MPEG-II/III dengan kecepatan data
bervariasi dari 1,5 sampai 6 Mbps per channel. Pada sisi penerimaan, para
pelanggan dilengkapi dengan antena parabola kecil (berdiameter 60 - 180 cm),
boks antarmuka (receiver dan decoder) ke pesawat penerima TV, serta kartu
pintar (smart card) yang berkemampuan untuk mengakses sistem.
Beberapa perusahaan global dan sejumlah negara sekarang telah
mengimplementasikan sistem ini, di antaranya : DirectTV from Japan, Thaicom,
Koreasat, Multimedia Asia Indonesia, Measat Malaysia dan beberapa provider di
Amerika dan di negara-negara Eropa.
4.4. Akses Internet melalui Satelit
Pelayanan Internet tumbuh dengan sangat pesat dan mencakup hampir
semua negara di dunia. Menurut Forrester Research, pada pertengahan tahun
1996, 11 juta pelanggan telah berlangganan Internet. Forrester memperkirakan
bahwa jumlahnya akan mencapai 52 juta pada tahun 2000. Pada sisi lain, para
pengguna sering merasa frustasi karena kecepatan yang lamban dan
dibutuhkannya waktu yang lama untuk menunggu manakala mengakses suatu
informasi. Masalah-masalah seperti ini bisa menjadi suatu bencana bagi
tumbuhnya permintaan di masa depan.
Sistem-sistem satelit dapat menjadi suatu solusi untuk mengatasi masalahmasalah
tersebut. Saat ini jenis teknologi satelit telah digunakan untuk aplikasi
akses Internet seperti DirectPC di Amerika, Jepang, Kanada, dan beberapa negara
di Eropa. Kecepatan akses Internet dapat menggunakan kecepatan yang bervariasi
antara 64 Kbps sampai 400 Kbps untuk keperluan down-loading dengan
asymmetric IP traffic : transaksi atau file.
Bagi pengguna skala besar, Intranet telah menjadi populer. Intranet adalah
jaringan komunikasi bisnis di suatu gedung, berbasis protokol jaringan TCP/IP.
Dua karakteristik yang menarik dari Intranet adalah bahwa Intranet bisa
dihubungkan dengan Internet, atau bisa juga tidak dihubungkan dengan Internet.
Jika Intranet dihubungkan dengan Internet, Intranet harus dilengkapi dengan
perangkat lunak 'firewall'. Dibanding menggunakan jaringan terrestrial, Intranet
melalui satelit jauh lebih fleksibel dan mudah untuk dikembangkan. Sistem-sistem
satelit multimedia mempunyai kemampuan untuk mengirimkan pelayananpelayanan
akses Internet kepada para pengguna. Dalam beberapa kasus, sejumlah
provider jaringan Internet menggunakan sistem satelit konvensional sebagai
infrastruktur internet.
4.5. Satellite News Gathering (SNG)
Pelayanan SNG menjadi jenis pelayanan yang populer diantara yang
ditawarkan oleh operator-operator satelit. Pelayanan SNG ini menyediakan pada
para pelanggannya seperti perusahaan-perusahaan penyiaran TV, pemerintah,
untuk memiliki kemampuan yang mobile dalam meliput program-program
outdoor dan siaran langsung TV (acara berita dan olahraga) maupun untuk
memanfaatkan fasilitas-fasilitas komunikasi pada kondisi bencana atau darurat.
Dalam mengirimkan pelayanan-pelayanan SNG, operator-operator satelit
dengan cara sederhana menyediakan stasiun bumi portable atau mobile dengan
kemampuan sistem audio, percakapan telepon dan video.
Kebanyakan operator satelit telah melakukan bisnis seperti ini dan
permintaan-permintaan akan tumbuh secara berarti, paralel dengan pertumbuhan
bisnis penyiaran TV.
4.6. Satellite Video conferencing
Video conferencing adalah penggunaan peralatan audio dan video untuk
menyelenggarakan konferensi dengan orang-orang yang berada pada lokasi
berbeda. Sistem pelayanan ini sekarang masih digunakan hanya untuk tingkat
yang masih terbatas. Para pengguna saat ini adalah sektor-sektor bisnis dan
industri seperti institusi finansial. Sistem satelit multimedia merupakan
infrastruktur yang sangat cocok untuk video conferencing dibanding dengan
jaringan lain karena tingkat fleksibilitasnya dan kemudahannya untuk dipasang di
manapun.
5. Kesimpulan
Kemajuan teknologi komunikasi satelit telah menciptakan pelayananpelayanan
komunikasi baru, di samping juga menciptakan kesempatankesempatan
serta tantangan-tantangan bisnis global. Komunikasi-komunikasi
satelit diharapkan mampu menyediakan pelayanan-pelayanan global dan terpadu
(seamless) untuk setiap orang dan setiap negara. Juga memainkan peran yang
penting dalam menyediakan pelayanan-pelayanan komunikasi personal mobile
skala global dan pelayanan-pelayanan komunikasi multimedia skala global.
Berbagai pelayanan satelit telah tersedia di pasaran dari pelayananpelayanan
tradisional sampai ke pelayanan-pelayanan yang paling inovatif seperti
pelayanan-pelayanan multimedia. Sistem komunikasi satelit dapat digunakan
untuk menyediakan berbagai pelayanan dengan kualitas yang sama, baik di
negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang, baik bagi pelanggan
hunian maupun bagi pelanggan kalangan bisnis.
KOMUNIKASI OPTIK FIBER
Pengantar
Dalam system komunikasi, fiber-fiber (serat-serat fiber) makin banyak
menggantikan saluran transmisi kawat. Saluran-saluran fiber optik semacam ini
memberikan beberapa keuntungan penting dibandingkan dengan saluran
kawat.Pertama, karena cahaya secara efektif adalah sama seperti radiasi frekuensi
radio, namun pada frekuensi yang sangat jauh lebih tinggi (kira-kira 3.106GHz),
maka dalam teori kapasitas pembawaan informasi dari suatu fiber adalah jauh
lebih besar daripada sistem-sistem radio gelombang mikro. Berikutnya, bahan
yang digunakan dalam fiber adalah gelas silica atau dioksida silikon, yang adalah
salah satu dari bahan-bahan yang paling banyak terdapat di bumi kita ini, sehingga
nantinya biaya saluran-saluran semacam ini pasti akan jauh lebih rendah, baik dari
saluran kawat maupun sistem-sistem gelombang mikro.Lagipula, fiber-fiber tidak
bersifat menghantarkan listrik, sehingga mereka dapat digunakan di daerah-daerah
di mana isolasi listrik dan interferensi merupakan masalah berat.Dan karena
kapasitas informasinya yang tinggi, rute-rute saluran majemuk dapat diringkas
menjadi kabel-kabel yang jauh lebih kecil, sehingga dengan demikian dapat
mengurangi kemacetan pada terowongan-terowongan kabel yang sudah sangat
padat.
Dengan teknologi yang telah dikuasai pada saat ini, sistem komunikasi
optik fiber masih sedikit lebih mahal daripada sistem kawat atau radio yang setara,
namun keadaan ini sedang berubah dengan cepat. Sistem optik fiber dengan cepat
akan mampu bersaing dengan sistem-sistem lain dalam harga, dan dengan
kelebihan-kelebihannya yang lain, makin lama akan makin banyak sistem lain
yang digantikannya.
Bahasan ini melukiskan prinsip-prinsip yang ditemui dalam sistem optik
fiber, dan di samping itu akan disajikan pula beberapa keistimewaan dari tingkat
teknologi yang telah di capai hingga saat ini.
DASAR-DASAR TRANSMISI CAHAYA DALAM SUATU FIBER
Rambatan Di Dalam Fiber
Bila cahaya masuk salah satu ujung dari sehelai fiber gelas atau syaratsyarat
yang semestinya, sebagian besar dari cahaya itu akan merambat, atau
bergerak di sepanjang fiber, dan keluar dari ujung yang lain. Hanya sebagian kecil
saja dari cahaya akan kleluar lewat dinding-dinding sisi dari fiber, sebagian besar
cahaya akan terkurung di dalam fiber dan akan dituntun ke ujung yang jauh. Fiber
semacam ini disebutkan sebagai pipa cahaya atau penuntun cahaya.
Cahaya tetap berada di dalam fiber karena oleh permukaan sebelah dalam
fiber, cahaya dipantulkan secara total. Cahaya yang masuk ujung fiber dengan
sudut yang kecil saja terhadap sumbu, lewat serangkaian pantulan-pantulan akan
bergerak menurut alur zig-zag di sepanjang fiber tersebut. Pantulan dalam total
pada dinding fiber hanya mungkin terjadi bila 2 persyaratan dipenuhi :
1. Gelas di dalam inti fiber harus punya indeks pembiasan n1 sedikit lebih
tinggi daripada indeks pembiasan n2 dari bahan yang mengelilingi
fiber.
3. Cahaya harus mempunyai sudut masuk Φ, di antara alur sinar dan garis
tegak lurus kedinding fiber, yang lebih besar daripada sudut kritis Φc
,yang didefinisikan sebagai sudut masuk yang mana berlaku :
sin Φc = n2/n1 (1)
Bila seberkas sinar lewat dari suatu zona dengan indeks bias yang rendah
n0 kedalam zona lain dengan indeks bias yang lebih tinggi n1(seperti yang akan
terjadi bila sinar memasuki permukaan ujung dari suatu fiber ),dengan sudut
masuk θ0 kegaris tegak lurus pada permukaan yang lebih kecil daripada sudut
kritis θc ,sinar akan masuk atau dibiaskan kedalam zona dengan indeks bias yang
lebih tinggi dengan sudut keluar θ1 yang lebih kecil daripada sudut masuk θ0 Bila
sudut masuk θ0 > θc ,maka terjadilah pantulan (reflection).
Hukum Snell mengatakan bahwa sudut masuk θ0 berkaitan dengan sudut keluar
θ1 menurut persamaan :
n0sin θ0 = n1 sin θ1 (2)
Inti fiber mempunyai indeks bias n1 dan dikelilingi oleh bahan pelapis
dengan indeks bias n2 yang lebih rendah.
Cahaya dilepaskan ke dalam ujung fiber yang biasanya dari udara sekeliling
dengan indeks n0 = 1.Seberkas sinar yang khas masuk ujung kabel sudut masuk
luar Φ terhadap sumbu fiber, yang biasa dibuat tegak lurus terhadap
permukaan.Sinar masuk pada titik A dengan sudut bias θ1 terhadap sumbu fiber,
dan kemudian dipantulkan dari dinding inti pada titik B dengan sudut masuk
dalam Φ. Untuk segi tiga siku-siku ABC yang dibentuk oleh alur sinar dan garisgaris
tegak lurus, berlaku :
θ1=900- Φ
Pantulan pada suatu permukaan –peralihan (interface), pembiasan pada suatu
interface.
Sehingga : sin θ1=sin(900- Φ)=cos Φ
Maka diperoleh sudut masuk luar θ0 sebagai fungsi dari sudut masuk dalam Φ
Yang berbentuk sin θ0 = n1 cos Φ
n0
Selama cahaya masuk fiber dengan sudut sedemikian hingga sudut masuk
dalam Φ tidak lebih kecil daripada Φc seperti yang diberikan persamaan (1).
Cahaya akan tetap berada dalam fiber dan merambat ke ujung jauh.Namun bila
sudut Φc dilampaui maka cahaya yang masuk fiber akan segera dibiaskan keluar
melalui dinding inti dan hilang.Karena itu suatu nilai maksimum kritis untuk
sudut masuk keluar θ0 didefinisikan dengan menggantikan Φc.
Persamaan (1) menggunakan definisi untuk sinus sebelah sudut.Menurut
teorema Phytagoras dan definisi untuk cosinus, didapatkan :
1
2
2
1
2
cos
n
n n
c
-
F =
Dengan memasukan persamaan 20.6 kedalam persamaan 20.5 diperolah
nilai maksimum da sudut masukluar yan mna cahaya akan merambat
didalam fiber :
÷ ÷ ÷ ÷
ø
ö
ç ç ç ç
è
æ
-
= -
0
2
2
1
2
0( ) sin 1
n
n n
q maks
Sudut ini juga dinamakan sudut penerimaan atau setengah sudut kerucut
penerimaan. Maka terlukislah kerucut penerimaan dari fiber. Setiap sinar yang
diarahkan keujung yang jauh .Dengan membuat sudut kerucut penerimaan maikin
besar,pelepasan cahaya menjadi mudah.
Celah numerik (NA) dari fiber yang digunakan sebagai suatu angka
prestasi untuk fiber-fiber optik didefinisikan sebagai :
Biasanya dengan fiber-fiber optik pelepaan akan terjadi dari udara dalam hal ini n0
=1 dan
2
2
1
NA = n 2 - n
Selisih pecahan Δ antara indeks-indeks inti dan pelapis didefinisikan sebagai:
1
1 2
n
n - n
D =
Dengan memasukan persamaan 20.10 kedalam persamaan 20.8 dan 20.9 dan
mengingat bahwa Δ2 < Δ untuk semua fiber optik yang praktis maka celah
numerik menjadi :
» D
D
= 1 2
0
1 2 n
n
NA n
Perlu diperhatikan bahwa celah numerik secara efektif hanya tergantung pada
indeks-indeks bias dari bahan inti dan bahan pelapis, dan bukannya suatu fungsi
dari ukuran-ukuran fiber.
Pengaruh Profil Indeks Pada Rambatan
Analisis pada bagian yang lalu berdasarkan apa yang disebut sebagai fiber
profil indeks tangga. Ciri dari fiber jenis ini yaitu suatu inti yang memiliki
distribusi indeks bias n1 yang seluruhnya seragam di semua bagian volumenya,
dan suatu transisi yang mendadak di perbatasan inti ke suatu daerah yang indeks
biasnya lebih rendah.
Tiga macam situasi yang berbeda dapat timbul di daerah sekitar
ini.Keadaan pertama ialah untuk fiber dengan inti yang tidak dilapisi, di mana
medium yang mengelilingi inti adalah hanya udara. Untuk keadaan ini gelas inti
dikelilingi oleh suatu lapisan gelas yang disebut pelapis (cladding). Jenis ke tiga
dari fiber indeks tangga menggunakan inti yang dilapis plastik. Namun jenis ini
cenderung memiliki rugi-rugi yang lebih besar daripada jenis yang dilapisi gelas.
Pada fiber ini, bahan di dalam inti diubah sedemikian hingga indeks bias
lebih tinggi dari n1. Fiber indeks campuran digunakan untuk transmisi majemuk
dimana dikehendaki bahwa pengaruh penyebaran waktu dari pulsa-pulsa dibuat
minimum.
Rambatan cahaya di dalam inti dari fiber indeks tangga ditandai oleh sinarsinar
cahaya yang mengikuti alur zig-zag dari segmen-segmen garis lurus.Bahan
pada inti dari fiber ini memiliki indeks bias yang tersebar merata, dan cahaya yang
merambat melalui bahan yang merata akan terus bergerak menurut garis lurus
sampai pada permukaan yang memantulkan seperti interface inti berkas sinar m1
dan m2, yang dilepas pada fiber indeks tangga dengan sudut yang kurang dari
sudut kritis, yang merambat secara zig-zag ketika sinar memantul kembali dari
dinding inti.Sinar m3 yang dilepaskan dengan sudut yang lebih besar dari sudut
kritis dibiaskan ke luar lewat pelapis dan tidak diteruskan ke ujung yang jauh dari
fiber.
Cahaya merambat dalam fiber dengan indeks campuran karena indeks bias
pada inti tidak tersebar dengan merata namun mengecil dengan jarak dari sumbu
inti.Maka sinar-sinar Cahaya akan melengkung ke dalam arah sumbu.
Suatu akibat yang menguntungkan dari pembiasan berangsur-angsur pada
inti ialah kecepatan kelompok dari sinar-sinar dengan sudut yang makin
membesar dapat dibuat hampir konstan yang tidak beraneka ragam seperti indeks
tangga.
Ragam Rambatan
Cahaya merambat sebagai suatu gelombang elektromagnetis dengan cara
yang sama seperti gelombang-gelombang mikro namun dengan frekuensi yang
jauh lebih tinggi.Gelombang mikro menempati rentang frekuensi 3 GHz hingga
100 GHz, yang berarti memiliki panjang gelombang 10 cm hingga 3 mm.Cahaya
yang dapat dilihat terdapat pada daerah panjang gelombang antara 0,4 dan 0,7 μm
yang sesuai dengan frekuensi dari 750 hingga 430 THz, jadi lebih tinggi dengan
pangkat 6.Kebanyakan komunikasi optic fiber saat ini menggunakan 2 saluran
yaitu 0,8 dan 0,9 μm, dan di antara 1,2 dan 1,4 μm di mana fiber memiliki rugirugi
yang rendah..
Bila suatu gelombang elektromagnetis rata merambat diruang bebas maka
gerak gelombang akan melintang. Dalam keadan ini medan listrik dan medan
magnet berkaitan dengan gelombang, keduanya tegak lurus pada arah rambatan
seperti yang ditunjukkan oleh vector Et dan Ht pada gambar 20.7a. Vektor Et
diperlihatkan dalam arah tegak (Y) dan vector Ht dalam arah mendatar.
Keseluruhan medan bergerak kearah Z dengan kecepatan cahaya c.Jadi Ez = 0 dan
Hz=0
Bila sebuah gelombang elektromagnetis dibatasi dalam guide, gelombang
dapat merambat dalam salah satu dari beberapa ragam. Yang pertama ialah ragam
listrik melintang(TE). Dalam ragam TE medan listrik E seluruhnya terletak
dibidang melintang Et yang tegak lurus terhadap arah rambatan tetapi medan
magnet H mempunyai sebuah komponen Hz yang sejajar dengan arah rambatan.
Dalam keadaan ini Ez =0 tetapi Hz adalah berhingga.Rambatan terjadi pada arah
Z dengan kecepatan kelompok Vg dengan permukaan gelombang bidang E-H
bergerak pada sudut tegak lurus dengan kecepatan cahaya c.
Dalam ragam TM vector H seluruhnya terletak melintang (gb 20.7c),
sedangklan vector Et yang melintang dan Ez yang memanjang, sehingga Hz = 0
dan Ez adalah berhingga > Rambatan terjadi kearah Z dengan kecepatan
kelompok Vg sementara permukaan gelombang E-H bergerak dengan sudut tegak
lurus dibidang Y-Z dengan kecepatan sinar c.Suatu sinar cahaya adalah alur yang
akan diikuti oleh sebuah titik tertentu pada bidang E- H ketika bidang tersebut
bergerak tegak lurus dengan kecepatan c. Bila sinar bertemu dengan permukaan
yang memantulkan maka sinar akan berubah arah. Jika sinar membentuk suatu
ragam yang melalui sumbu memanjang dinamakan sinar-sinar meridian , yang
hanya terjadi dalam ragam TE atau TM. Sinar-sinar yang tidak melewati sumbu
inti tetapi mengikuti alur spiral dinamakan sinar-sinar serong yang hanya
merambat dalam ragam hybrid (EH atau HE).
RUGI – RUGI DI DALAM FIBER
Rugi-rugi Penyebaran Rayleigh
Gelas dalam fiber optik adalah suatu benda padat amorphous yang
dibentuk debngan cara membiarkan gelas itu mendingin dari keadaan cair hingga
membeku jika dalam keadaan plastic gelas itu ditarik dengan tegangan dalam
bentuk fiber yang panjang..Dalam proses ini variasi sub mikroskopis dalam
kerapatan gelas dan campuran lainnya ikut dibekukan, dan kemudian menjadi
facet-facet yang memantulkan dan membiaskan serta menyebarkan sebagian kecil
cahaya yang melalui gelas .
Rugi- rugi yang ditimbulkan karena efek penyebaran ini berubah menurut
perbandingan terbalik dengan pangkat 4 dari panjang gelombang sehingga
pengaruhnya berkurang lebih kecil dari 0,3 dB/km pada panjang gelombang
1,3μm. Dari rugi penyebaran Rayleigh minimum yang intrinsic pada fiber gelas
silica, sehingga dapat digunakan dari spectrum yaitu 0,7 hingga 1,6 μm.
Rugi –Rugi Penyerapan
Tiga mekanisme yang berbeda pada rugi penyerapan dalam fiber gelas
adalah penyerapan ultraviolet, penyerapan inframerah, dan penyerapan resonansi
ion. Penyerapan Ultra violet terjadi karena untuk silica lebur murni electron
valensi dapat di ionisasikan menjadi electron konduksi oleh cahaya dengan
panjang gelombang 0,14 μm, setara dengan tingkat energi 8,9 eV.
Penyerapan inframerah terjadi karena foton-foton dari energi cahaya
diserap oleh atom didalam molekul gelas diubah menjadi fibrasi mekanis yang
acak dari pemanasan.Penyerapan IR mengakibatkan puncak spectral utama untuk
silica terjadi pada 8μm.Puncak ini adalh lebar dan mengekor kebagian spectrum,
hingga rugi-rugi khas kurang dari 0,5dB/km pada 1,5μm.Ekor IR dapat dilihat
pada gambar 20.10.
Kuantitas yang sangat kecil dari molekul air yang terjebak dalam gelas
memberikan ion-ion OH- ke bahan, Yang menunjukkan puncak penyerapan dalam
spectrum yang dapat dilihat, puncak utama terjadi pada 1,39 μm.Kandungan air
yang khas dari gelas harus dijaga di bawah 0,01 bagian/juta agar puncak ini tidak
melebar dan menyatu menjadi terlalu besar dalam spectrum rugi dari fiber yang
dihasilkan.
Teknik rafinasi yang baik untuk memurnikan bahan-bahan metal bagi
silica adalah suatu keharusan bila ketidakmurnian ini akan dikurangi hingga
tingkat yang dapat diterima.Rafinasi zona dari jenis yang digunakan untuk
mempersiapkan silicon untuk IC adalah yang sering digunakan.
Ragam-Ragam Yang Bocor
Bila pada setiap pantulan dari suatu ragam serong sudut masuk adalah
lebih kecil daripada sudut kritis dari dua arah maka ragam tersebut akan
merambat, namun dari ragam dengan orde yang tinggi komponen radial sudut
masuk melebihi sudut kritis, sebagian komponen radial sinar serong akan keluar
dari inti karena pembiasan.Pantulan sebagian yang berturut-turut akan
menyebabkan sinar serong yang bocor mengecil intensitasnya dengan cepat ketika
merambat, hingga pada jarak tertentu hanya ragam yang terbimbing saja yang
masih tersisa.Yang terakhir ini berguna bagi transmisi informasi.
Perlu untuk membuang ragam-ragam bocor dari inti dan pelapis sedini
mungkin agar dapat mengurangi dispersi (penyebaran) sinyal.Lapisan silica tak
hanya menambah kekuatan mekanis fiber namun juga menghilangkan sinar-sinar
pembiasan sebagian dari ragam yang bocor.Ragam-ragam yang bocor yang
ditimbulkan pada ujung pemancar dari fiber biasanya hanya mengandung
beberapa persen dari daya terbimbing total, yang dengan cepat diredam dekat
pemancar .Ini menjadi suatu rugi tetap bagi fiber,bila fiber adalah lengkap dan
tidak bersambung, rugi ini hanya akan terjadi sekali. Namun, bila pada kabel
terdapat sambungan –sambungan,ragam-ragam yang terkandung dan merambat
dibagian pertama mungkin tidak digandengkan dengan tepat ke bagian
berikutnya.Ini mengakibatkan dipindahkannya daya keragam-ragam bocor
sambungan tersebut.Daya ini hilang tepat dibelakang sambungan karena efek
menghilangkan.Jadi setiap sambungan akan menambah rugi.
ANTENA
Apa pentingnya antena? Sekadar alat menangkap dan mengirim
gelombang? Ternyata ada juga yang membuat antena dari tutup panci. Antena
adalah yang paling penting dari system pemancar. Antena berfungsi sebagai alat
yang dapat meradiasi gelombang pada transmitter sedangkan pada pemantul
berfungsi menerima gelombang. Antena merupakan struktur transisi antara ruang
bebas dan bagian padat (konstruksi yang terpadu). Kebanyakan orang sudah
mengetahui yang namanya antena. Karena antena telah jadi barang umum. Antena
televisi boleh jadi yang paling umum karena mudah terlihat di hampir setiap
rumah. Karena banyak pemakainya, maka antena yang satu ini paling sering
memunculkan model baru. Antena-antena model baru itu selalu dicari orang untuk
dibuktikan kemampuannya. Dengan mengganti antena model baru, orang ingin
mendapat gambar yang lebih halus dan tajam di layar TV-nya.Tidak hanya itu,
untuk "mendapatkan" kualitas gambar yang lebih baik, ada juga yang mencoba
membuat antena sendiri , ada juga yang menambah antenanya dengan barangbarang
aluminium, seperti tutup rantang, tutup panci, dan wajan. Kadang caracara
seperti itu dapat menambah performa antena.
Sebenarnya, kegiatan perakitan dan "utak-atik" antena ini tidak hanya untuk
antena TV saja. Semua peralatan komunikasi yang menggunakan media radio
pasti membutuhkan kegiatan semacam itu. Misalnya saja stasiun radio siaran yang
berusaha membangun sistem antena berkualitas agar siarannya dapat diterima
dengan baik pada area yang luas. Lihat juga pengguna-pengguna radio
komunikasi (ORARI, KRAP, Perusahaan Telekomunikasi, dan Perusahaan
Pelayaran) yang juga berusaha membangun sistem antena yang lebih baik.
Jadi, performa antena yang baik memang selalu dicari orang dalam rangka
mendapatkan kualitas komunikasi radio yang baik. Kualitas komunikasi radio
yang baik akan menyebabkan, antara lain, gambar di TV lebih halus dan tajam,
musik yang didengar di radio FM mendekati atau berkualitas Hi-Fi, komunikasi
telepon seluler akan sebening telepon kabel, dan banyak lagi.
1.Keuntungan Penggunaan Antena.
Antena memang digunakan dalam banyak aplikasi karena dapat
memancarkan dan menerima gelombang radio (yang berupa gelombang
elektromagnetik) tanpa menggunakan struktur penuntun seperti kabel (kabel
tembaga maupun serat optik). Tidak adanya struktur penuntun ini memunculkan
banyak keuntungan. Di antaranya adalah:
· Komunikasi dapat dilakukan secara mobile (bergerak), karena titik-titik
komunikasi tidak "terikat" secara fisik, seperti halnya telepon kabel.
· Instalasi sistem menjadi mudah karena tidak diperlukan rancanganrancangan
peletakan komponen jaringan seperti halnya sistem yang
menggunakan kabel.
· Penambahan titik komunikasi menjadi lebih fleksibel.
· Lingkungan terlihat bersih karena tidak terdapat kabel atau tiang (seperti
kabel telepon) yang sering kali terlihat seperti sarang laba-laba.
Dengan beberapa keuntungan itu, antena cocok digunakan untuk komunikasi
mobile, seperti komunikasi untuk pelayaran dan komunikasi untuk penerbangan.
Komunikasi ruang angkasa (antara pesawat ruang angkasa dan stasiun di Bumi)
juga menggunakannya. Bayangkan jika komunikasinya dilakukan lewat kabel.
Ada dua penyelenggara telekomunikasi di negeri ini juga telah menginstalasi dan
memasarkan produk telepon rumah yang tidak pakai kabel (fixed wireless).
sehingga mobilisasinya enggak seluas area telepon seluler pada umumnya. Sistem
ini sejenis telepon seluler hanya saja operasinya dibatasi pada satu area lokal
Tetapi, sebenarnya bisa saja ia diset untuk melakukan operasional serupa dengan
sistem telepon seluler lain.
2.Panjang Antena.
Antena bisa berbentuk macam-macam. Tetapi, apa pun bentuknya, ia
tersusun dari satu atau lebih elemen antena. Antena juga merupakan alat yang
bekerja berdasarkan konsep resonansi. Jadi, panjang elemen antena berkaitan
dengan frekuensi sistem radio yang digunakan. Karena itu, panjang elemen antena
biasa dinyatakan dalam parameter l (lambda), yang identik dengan satu panjang
gelombang.
Hubungan antara λ (dalam satuan meter) dan frekuensi radio f (dalam satuan Hz)
dinyatakan dengan persamaan:
c = λ . f
di mana c adalah “kecepatan rambat cahaya di ruang hampa”, dengan nilai
sebesar 299.797.077 m/detik. Nilai ini biasa dibulatkan menjadi 3 x 108 m/detik.
Jadi, panjang gelombang λ untuk gelombang radio dengan frekuensi 140
Mhz adalah λ 300.000.000 / 145. 000.000 = 2,069 meter. Biarpun begitu, l elemen
antena tidak akan sama dengan 2,069 meter. Bahan elemen antena yang umumnya
terbuat dari logam menyebabkan kecepatan rambat gelombang tidak sebesar
kecepatan rambat gelombang di ruang hampa. Hasilnya bisa ditebak, λ elemen
antena menjadi lebih pendek dibandingkan dengan λ di ruang hampa. Atau
elemen antena lebih pendek dibandingkan dengan panjang gelombang radio di
ruang hampa.
Nilai pemendekannya tergantung pada “velocity factor (K)” dari bahan
konduktor yang digunakan untuk antena. Untuk mendapatkan l antena, velocity
factor dikalikan dengan λ di ruang hampa. Jika, velocity factor yang digunakan
adalah 0,95, λ antena untuk frekuensi 145 MHz adalah 0,95 x 2,069 = 1,97 meter.
Hubungan velocity factor dengan panjang gelombang dapat dilihat dari persamaan
sebagai berikut :
λ = λ o . VF
Dimana VF adalah perbandingan antar panjang gelombang di media tertentu (λ )
dengan panjang gelombang di free space ( λ o = c / f , artinya gelombang
mempunyai kecepatan sebesar c (300000000 m/s) hanya pada ruang bebas (udara
kering) atau hampa udara.
3.Impedansi Antena.
“Impedansi antenna” pada suatu titik di elemen antena adalah perbandingan
antara tegangan terhadap arus di titik itu. Nilainya tergantung dari sifat resistif,
kapasitif, induktif, dan frekuensi yang digunakan. Satuan yang digunakan adalah
Ohm, yang disimbolkan denganW.
Agar transfer energi dari pemancar ke antena lewat kabel dapat berlangsung
secara efisien (tidak ada energi yang terbuang atau terpantul), impedansi antena,
kabel , dan pemancar harus sesuai. Untuk impedansi keluaran pemancar sebesar
50 Ohm, impedansi kabel dan antenanya pun harus sama. Efek terburuk dari
impedansi yang tidak sama adalah timbulnya daya pantul (reflected power) dari
antena. Daya pantul yang kembali ke pemancar akan merusak rangkaian
pemancar.
Agar tidak terjadi kerusakan, perlu dilakukan penyesuaian impedansi
(impedansi matching) pada antena dan kabel sehingga sesuai dengan impedansi
pemancar. Nilai voltage standing wave ratio (VSWR) mengindikasikan seberapa
baik penyesuaian impedansi yang dilakukan. VSWR atau SWR yang tinggi
menunjukkan bahwa sinyal yang dipantulkan masih lebih besar daripada sinyal
yang dipancarkan antena.
VSWR merupakan perbandingan antara tegangan maksimum dengan
tegangan minimum gelombang tegak pada saluran transmisi. VSWR terjadi
karena ketidak cocokkn impedance karakteristik dari saluran transmisi tersebut.
Nilai VSWR 2.0 : 1 atau lebih kecil dianggap cukup baik. Antena-antena
komersial umumnya mempunyai nilai VSWR 1,5 : 1. Jika daya yang dikeluarkan
oleh pemancar adalah 100 watt, nilai 1,5 : 1 menunjukkan bahwa daya yang
dipancarkan antena adalah 96 watt, sedangkan yang dipantulkan adalah 4 watt
(4,167 persen daya yang dipancarkan).
Untuk menghindari terjadinya gelombang tegak maka impedansi
karakteristik dari saluran transmisi harus dalam kondisi matching sehingga tidak
terjadi induksi pada saluran transmisi dimana arus maupun tegangan terpotong
secara tiba-tiba. Dan kondisi “ match” didapat jika seluruh energi pada
gelombang datang tersalur ke beban ( dengan kata lain tidak ada energi yang
dipantulkan ) SWR =1 .
4."Directivity" Antena.
Directivity adalah kemampuan antena untuk memfokuskan energi ke arah
tertentu dibandingkan dengan arah lain, pada saat memancarkan atau menerima
sinyal. Dengan kemampuan itu, energi yang dipancarkan atau diterima dari arah
tertentu akan lebih besar daripada arah lainnya.
Analogi dari antena yang mempunyai directivity tertentu adalah lampu
spotlight. Lampu spotlight (lampu dengan pemantul) berdaya 100 watt akan
memancarkan cahaya lebih terang ke arah tertentu dibanding arah lain. Hal ini
berbeda dengan lampu biasa (tidak diberi pemantul). Sinar yang dipancarkan
lampu biasa berdaya 100 watt akan sama pada semua arah.
Pola dielektrivitas antara dipole ½ gelombang secara ideal ditunjukkan pada
gambar.
Syarat yang diambil Syarat maksimum
Dengan intensitas
Yang sama Dipole ½ gelombang
¼ λ ¼ λ
syarat minimum
Dua buah lingkungan menunjukkan sinyal yang datang dari arah belakang dan
arah depan dengan kekuatan yang sama
5.Gain/Penguatan Antena.
Gain antena adalah perbandingan antara daya yang dipancarkan oleh suatu
antena dan daya yang dipancarkan antena lain (yang biasanya sudah distandarkan)
pada daya pesawat pemancar radio yang sama.Dan angka penguatan atau hasil
penguatan dari antenna adalah perbandingan antara daya yang dapat diserap oleh
jenis antenna standar dalam keadaan yang tepat sama , dan untuk mendapatkan
hasil penguatan yang lebih baik terlebih dahulu ditentukan oleh antena standar.
Antena standar ini biasanya berupa dipole ½ panjang gelombang dengan bentuk
yang sangat sederhana.Contoh “antena standar” adalah antena isotropis, yang
memancarkan sinyal secara merata ke segala arah. Radiasinya berbentuk bola.
Secara nyata, antena ini tidak dapat direalisasikan, tetapi pola radiasinya ideal
sebagai standar. Penguatan antena dapat ditingkatkan dengan menambah elemen
radiasi tambahan pada antena . Penguatan yang tinggi akan mengkosentrasikan
energi . Directional antena dapat ditinggikan penguatannya melebihi penguatan
non directional antena dengancara membatasi energi radiasi dari beberapa macam
directional . Directional antena dipakai jika jarak tower ( pemancar ) dekat dengan
sumber air dan juga daerah deretan pegunungan atau juga tempat dimana energi
radiasi dapat dibuang .
Sebuah antena yang mempunyai penguatan 2 kali dibandingkan dengan
penguatan antena isotropis dikatakan mempunyai penguatan sebesar 10 x log10
(2) dBi = 3 dBi. dBi adalah satuan desibel dengan antena standar isotropis. Satuan
desibel biasa digunakan untuk perbandingan/ratio antara dua daya, tegangan, atau
arus.
6.Pola Radiasi Antena.
Pola radiasi antena digambarkan sebagai kuat relatif dari medan
elektromagnet yang dipancarkan oleh antena ke segala arah pada jarak yang
konstan (seperti bola). Pola radiasi juga serupa dengan pola resepsi (terima) untuk
antena penerima. Pola radiasi berbentuk tiga dimensi. Namun, jika
penggambarannya sulit, dapat dibagi menjadi dua gambar dua dimensi. Gambar
pertama adalah pandangan samping, sedangkan gambar kedua adalah pandangan
atas.
Berdasarkan pola radiasinya antena dibagi atas dua jenis, yaitu
omnidirectinal dan directional. Antena omnidirectional mempunyai pola radiasi
yang sama ke segala arah horizontal. Adapun antena directional mempunyai
radiasi terkuat pada arah tertentu, sementara radiasi pada arah lainnya sangat kecil
atau bahkan nol.
Antena omnidirectional dibutuhkan jika pancaran/penerimaan gelombang
radio yang diharap, keluar atau datang dari segala arah. Antena-antena semacam
ini cocok dipasang pada stasiun broadcast yang terletak di tengah kota dan
berharap pancarannya dapat diterima di segala arah. Antena ini juga cocok
dipasang pada mobil yang arah pergerakannya cepat berubah. Telepon seluler juga
membutuhkan antena ini. Standar perolehan antena omnidirectional 6 dB dan 9
dB.Pada permukaan system ( omnicell ), semua antena pemancarnya yang
digunakan adalah antena omnidirectional akan berbentuk lingkaran yang rata jika
permukaan tanah sempurna datar , tetapi dalm kenyataannya sinyal cakupan
bentuk bundar menyimpang (berubah) karena tidak ada arah yang
sempurna.Antena directional dibutuhkan jika arah pancaran atau penerimaan
datang atau menuju ke arah tertentu. Antena televisi kita termasuk jenis ini karena
letak rumah kita dan pemancar siaran TV tetap. Selain itu, kita mengharapkan
sinyal yang diterima pada arah tersebut jauh lebih besar daripada sinyal yang
datang dari arah lain.