Mengkonfigurasi HTML/JavaScript

Sabtu, 10 Juli 2010

Teori Dasar Motor Induksi

Motor induksi atau motor asinkron adalah motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling banyak digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.Berdasarkan asupan dayanya, motor induksi terbagi atas dua jenis, yaitu motor induksi satu phasa dan motor induksi tiga phasa. Motor induksi satu phasa dioperasikan pada sistem satu phasa yang banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi satu phasa mempunyai daya keluaran yang rendah, sementara motor induksi tiga phasa dioperasikan pada sistem tiga phasa dan banyak digunakan didalam berbagai bidang industri.

Bentuk fisik dari motor induksi tampak seperti berikut ini :

Bentuk Fisik Motor Induksi

Secara singkat, prinsip kerja dari motor induksi dapat dijelaskan seperti berikut: Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Kecepatan medan megnet putar tergantung pada jumlah kutub stator dan frekuensi sumber daya. Kecepatan itu disebut kecepatan sinkron, yang ditentukan dengan rumus :

ns = 120 f / p

Dimana:

  • ns = Kecepatan sinkron ( rpm )
  • p = Jumlah kutub
  • f = Frekuensi ( Hz )

Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan putar stator. Tegangan induksi pada rotot tergantung pada kecepatan relatif antara medan magnet stator dengan rotor.

Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, apabila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar