Mengkonfigurasi HTML/JavaScript

Kamis, 05 Agustus 2010

pemancar TV

A. Kualitas Penerimaan Siaran Televisi

Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempatdipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputiantara lain :

Daya pancarGain dan sistem antena pemancarJarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaanFrequency saluran yang digunakanGain dan antena sistem dari pesawat penerimaProfile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerimaKetinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerimaApabila dinyatakan dalam rumus, dapat kita lihat dengan jelasparameter-parameter yang berpengaruh pada penerimaan signal siarantelevisi :

Pfs(db) = Po(db) + Gant Tx(db) – Apl(db) + Gant Rx(db)

Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB

Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB

Gant Tx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB

Apl(db) : Anttenuasi Path Loss dalam satuan dB

Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB

B. Daya Pancar

Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akanmempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempattertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakintinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siarantelevisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidakhanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.

C. Gain Antena

Besarnya Gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antenaserta frequency yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkindigunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan menimbulkanVSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat saja untukmenerima signal UHF dan sebaliknya, namun Gain antenanya akan sangatmengecil dari yang seharusnya.

D. Path Loss (redaman Ruang)

Path Loss dapat diartikan sebagai redaman propagasi, yaitu besarnyadaya yang hilang dalam menempuh jarak tertentu. Besarnya redamandisamping ditentukan oleh kondisi alam seperti tidak adanya halanganantara pemancar dengan penerima dan kondisi altitude dari masing-masinglokasi maupun antara kedua lokasi, redaman sangat dipengaruhi olehjarak antara pemancar dengan penerima dan frekwensi yang digunakan. Dengan tanpa memperhitungkan kondisi alam dan lokasi dimana pemancardan penerima berada, besarnya Path Loss dapat dihitung denganmenggunakan rumus “Free Space Loss” sebagai berikut :

A pl(db) = +32,5(db) +(20 log D (km))(db) + (20 log F (Mhz))(db)

E. Kebutuhan Daya Pancar

Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran padajarak tertentu dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekwensi,ketinggian antena pemancar dan antena penerima serta profile antaralokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta besarnya level kuat medanyang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima. Besarnya levelkuat medan penerimaan siaran televisi untuk frekwensi band tertentu,CCIR/ ITU-R memberikan rekomendasi yang dapat digunakan sebagaireferensi, namun demikina di setiap negara dapat saja memilikikebijaksanaan tersendiri tentang kualitas penerimaan siaran televisiyang dikaitkan dengan persyaratan kuat medan minimum. Sampai saat inidi Indonesia belum ada kebijaksanaan khusus mengenai persyaratanminimum kuat medan pancaran siaran televisi yang harus dipenuhi untuksuatu penerimaan siaran televisi yang dianggap baik. Sementara itu,untuk kebutuhan perencanaan pengembangan perluasan jangkauan digunakanrekomendasi CCIR/ ITU-R sebagai acuan. Dibawah ini sebagai contohdisampaikan daftar kuat medan minimum menurut rekomendasi CCIR dandaftar kuat medan minimum yang digunakan oleh negara Australia.

Untuk menganalisa perbedaan kebutuhan daya pancar antara pemancarVHF dengan UHF dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan propagasigelombang pada “free space” ataupun menggunakan chart/ grafik propagasiyang disusun oleh CCIR serta dengan memegang variabel-variabel tertentudalam kondisi yang sama. Pada kesempatan ini marilah kita lakukanperhitungan dengan menggunakan rumus propagasi gelombang pada “freespace” dengan variabel-variabel yang dipegang tetap yaitu sebagaiberikut :

Jarak pemancar dengan penerima = 20 KmAntara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle dan ketinggian antena pemancar dan penerima tidak diperhitungkanFrekwensi VHF = 200Mhz dan UHF = 500MhzPfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -30dBm/Z = 50OhmPfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm Gant = Gain antena = 10dBPo = power output pemancarPo(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)

Dengan data sebagaimanatersebut diatas, dapat dihitung kebutuhan power output VHF yang dapatmenjangkau sasaran sejauh 20Km adalah sebagai berikut :

Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)

Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log200

Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 26db + 46db

Po(db) = 62,5 dbm = 2,5dbk = 1,8KW

Sedangkan untuk pemancar UHF diperlukan power output sebesar :

Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)

Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log500

Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 26db + 54db

Po(db) = 75,5 dbm = 15,5dbk = 35KW

Apabila dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik rumuspropagasi gelombang pada “free space” dengan variable-variable yangdipegang tetap yaitu sebagai berikut :

Jarak pemancar dengan penerima = 20KmAntara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacleKetinggian antena pemancar = 150meter, dan ketinggian antene penerima penerima = 10meterPfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -32dBm/Z = 50OhmPfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm Gant = Gain antena = 10dBPo = Power output pemancarDengan data sebagaimana tersebut diatas dan dengan menggunakanstandard CCIR, besarnya daya pancar dapat dihitung sebagai berikut :

1. Perhitungan Daya Pancar Pemancar VHF,

Dengan menggunakan grafik pada gambar 1, dapat dijelsakanbahwa dengan 1 Kw atau 0dbk ERP pada jarak 20Km dengan ketinggianantena pemancar 150 meter dapat diperoleh field strength sebesar63dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkanfield strength sebesar 75dbuV/m pada jarak 20Km diperlukan ERP sebesar12dBk dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, poweroutput pemancar VHF yang diperlukan sebesar 2dBk atau 1,58KW

2. Perhitungan Daya Pancar Pemancar UHF,

Dengan menggunakan grafik pada gambar 2, dapat dijelaskanbahwa dengan 1 KW atau 0dbk ERP pada jarak 20Km denagn ketinggianantena pemancar 150 meter dapat diperoleh Field Strength sebesar61dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkanfield strength sebesar 19dbk, dan dengan menggunakan antena pemancardengan Gain 10dB, power output pemancar UHF yang diperlukan adalahsebesar 9dbk atau 8KW Dari uraian tersebut diatas dapat disampaikanbahwa untuk mendapatkan kualitas penerimaan gambar dan suara yang baikpada jarak yang sama diperlukan daya pancar yang lebih tinggi apabilamenggunakan pemancar UHF dari pada apabila menggunakan pemancar VHF.

F. Biaya Investasi

Penggunaan pemancar UHF untuk menjangkau daerah sasaran yang samajauhnya, diperlukan biaya investasi yang jauh lebih besar daripadamenggunakan pemancar VHF. Hal ini sangat wajar karena untuk menjangkausasaran tertentu pemancar UHF memerlukan daya yang 3 s/d 5 kali lebihbesar daripada daya pemancar VHF. G. KualitasKualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitashasil pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhipersyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan. Perbedaan yangmungkin terjadi tudak akan dapat dilihat oleh mata dan didengar olehtelinga, tetapi hanya dapat diketahui dengan mengunakan alat ukur.Tidak adanya perbedaan kualitas penerimaan gambar dan suara daripemancar televisi VHF dan UHF ini barangkali dapat ditanyakan kepadayang sempat melihat siaran televisi Singapore, Malaysia, Jepang ataupunJerman, dimana perbedaan kualitas penerimaan siaran televisi VHF danUHF tidak dapat di indentifikasi.

PENGGUNAAN PEMANCAR VHF OLEH TVRI

Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturanpenggunaan frekwensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi padapita frekwensi VHF dan UHF. Sesuai dengan sistem pertelevisian yangdianaut oleh indonesia yaitu CCIR B dan G maka penggunaan frekwensitersebut telah diatur sebagai berikut :

VHF band I : saluran 2 dan 3

VHF band III : saluran 4 s/d 11

VHF band IV : saluran 21 s/d 37

VHF band V : saluran 38 s/d 70

Sejarah pertelevisian di Indonesia diawali pada tahun 1962 oleh TVRIdi Jakarta dengan menggunakan pemancar televisi VHF. Pembangunanpemancar TVRI berjalan dengan cepat terutama setelah diluncurkannyasatelite palapa pada tahun 1975. Pada tahun 1987, yaitu lahirnyastasiun penyiaran televisi swasta pertama di Indonesia, stasiunpemancar TVRI telah mencapai jumlah kurang lebih 200 stasiun pemancaryang keseluruhannya menggunakan frekwensi VHF, dan pemancar TV swastapertama tersebut diberikan alokasi frekwensi pada pita UHF.Kebijaksanaan penggunaan pita frekwensi VHF untuk TVRI dan UHF untukswasta pada saat itu dilakukan dengan beberapa pertimbangan yangmenguntungkan negara sebagai berikut :

Jumlah saluran TV pada pita VHF yang jumlahnua hanya 10 saluranhampir seluruhnya telah digunakan untuk 200 stasiun pemancar terutamadi pulau Jawa, maka pemancar TV swasta yang pertama dan berlokasi diJakarata dialokasikan pada pita frekwensi UHF.Pemancar VHF lebih ekonomis dan tidak berbeda kualitasnya denganpemancar TV UHF sangat cocok unruk stasiun penyiaran pemerintah yangterbatas dana pembangunannya.Kesinambungan pemeliharaan dan penggantian pemancar TVRI yang 70%adalah buatan LEN sangat didukung oleh hasil produksi LEN yang belummemproduksi pemancar UHF.TVRI terus memperluas jangkauannya sampai ke pelosok tanah airdimana saat itu masih banyak masyarakat di daerah yang belum mampumembeli pesawat TV berwarna dan pada saat itu pesawat hitam putih hanyadapat menerima saluran VHF.Drs. Darmadi – Tenaga Ahli TV Consult, Mantan KepalaBidang Transmisi Pusat Pembinaan Sarana Teknik RTF – DepartemenPenerangan R.I.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar